BANGKOK, KOMPAS.com — Amerika Serikat secara resmi menarik diri dari pakta rudal nuklir era Perang Dingin yang penting dengan Rusia, Jumat (2/9/2019).
Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) ditandatangani pada 1987 oleh Presiden AS Ronald Reagan dan Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev.
Perjanjian itu membatasi penggunaan rudal jarak menengah, baik konvensional maupun nuklir, yang mampu menempuh jarak 500 hingga 5.500 kilometer.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan penarikan resmi Washington dalam pernyataan di forum regional di Bangkok, beberapa menit setelah Rusia menyatakan bahwa perjanjian itu telah "mati".
"Rusia bertanggung jawab penuh atas berakhirnya perjanjian itu," kata Pompeo.
Baca juga: Pentagon Siap Uji Coba Dua Jenis Rudal yang Dilarang Perjanjian INF
Sesaat sebelum pengumuman Pompeo, kementerian luar negeri Rusia di Moskwa menyatakan bahwa kesepakatan itu berakhir atas prakarsa AS.
Namun, wakil menteri luar negeri Rusia Sergei Ryabkov juga mendesak AS untuk memberlakukan moratorium penempatan rudal nuklir jarak menengah setelah meninggalkan INF.
Washington telah lama menuding Rusia mengembangkan rudal jenis baru, 9M729, yang disebut melanggar perjanjian. Pernyataan yang diklaim turut didukung NATO.
Rudal tersebut memiliki jangkauan sekitar 1.500 kilometer menurut NATO meskipun Moskwa mengatakan bahwa rudal itu hanya dapat menempuh jarak 480 kilometer.
Gedung Putih memulai prosedur penarikan diri dari INF selama enam bulan untuk meninggalkan perjanjian awal tahun ini.
Washington mengatakan, pakta itu memberi kesempatan negara-negara lain, yakni China, untuk mengembangkan rudal jarak jauh dan menuduh Rusia melakukan pelanggaran secara berulang.
Baca juga: Putin Tanda Tangani Penangguhan Partisipasi Rusia dari Perjanjian Nuklir Era Perang Dingin
Pompeo pun mengatakan bahwa AS sedang mencari perjanjian baru pengendalian senjata yang melebihi perjanjian bilateralnya dengan Rusia dan menyerukan agar Beijing turut dilibatkan dalam diskusi.
"AS menyerukan Rusia dan China untuk bergabung dengan kami dalam kesempatan ini untuk memberikan hasil keamanan nyata kepada negara-negara kami dan seluruh dunia," kata Pompeo.
Kesepakatan INF merupakan satu dari dua kesepakatan senjata utama antara Rusia dan AS, yang membatasi pembuatan senjata oleh kedua negara sehingga pada akhirnya akan mencegah terjadinya perlombaan persenjataan.
Perjanjian lain, yakni New START, mengatur persenjataan nuklir kedua negara untuk tetap berada jauh di bawah puncak saat Perang Dingin.
Kesepakatan itu berakhir pada 2021 dan ada sedikit keinginan dari AS dan Rusia untuk memperbaruinya.
China telah menolak ajakan AS untuk bergabung dengan perjanjian yang diperbarui di masa depan.
Baca juga: Putin Ancam Bakal Kembangkan Rudal Nuklir yang Dilarang Perjanjian INF
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.