Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 2 Agustus 1934, Saat Hitler Dapat Julukan "Fuhrer"

Kompas.com - 02/08/2019, 13:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerumunan orang terlihat memadati sebuah gedung pertemuan sembari bertepuk tangan.

Di tengah keramaian itu, seorang pemimpin berdiri dan memberikan orasi.

Saat pidato, calon pemimpin Jerman itu terlihat mengepalkan kedua telapak tangan di depan tubuhnya.

Pada 30 Januari 1933 adalah tanggal di mana Kanselir Jerman, Adolf Hitler memberikan pidato pertama kali pasca-terpilih.

Hitler memang dikenal sebagai pembicara yang karismatik.

Ia dapat menyalurkan ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah pasca-perang.

Karisma dan pembawaannya, mampu membantu Partai Buruh Nasional Sosialis Jerman (NAZI) memenangkan 230 kursi di pemerintahan pada pemilihan umum tahun 1932.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hitler Gelar Olimpiade 1936 di Berlin

Melansir History, Jumat (2/8/2019), dua tahun kemudian, sosok tersebut menjadi pemimpin absolut Jerman.

Terpilihnya Hitler memegang posisi puncak pemerintahan, didahului oleh peristiwa meninggalnya Presiden Jerman, Paul von Hindenburg.

Sesaat setelah itu, Kabinet Jerman kemudian mengesahkan undang-undang baru mengenai wewenang dan jabatan tertinggi negara.

Kemunculan UU ini menyatukan jabatan kanselir dengan presiden di bawah gelar baru, yakni Führer und Reichskanzler (pemimpin dan kanselir).

Jabatan ini membuat seseorang bisa menduduki dua posisi sekaligus dan tidak terpisah seperti sebelumnya.

Dengan disahkannya UU tersebut, membuat Adolf Hitler yang kala itu masih memegang jabatan sebagai Kanselir, menjadi pemimpin tertinggi.

Tepat pada 2 Agustus 1934, Hitler resmi menyandang gelar Führer atau Pemimpin.

Di bawah kepemimpinannya, Hitler menjanjikan Third Reich di bawah kekuasaannya akan bertahan selama 1.000 tahun kemudian.

Namun, kepemimpinan Nazi runtuh 11 tahun berikutnya.

Hitler menyaksikan demo VWbbc Hitler menyaksikan demo VW
Hitler sebagai Führer

Ketika ekonomi membaik, dukungan rakyat terhadap rezim Hitler menjadi kuat.

Banyak orang mulai memujanya.

Dia bahkan menanamkan ide-ide baru, termasuk ketidaksetaraan ras, serta meninggikan ras Arya di atas suku bangsa lainnya.

Kepemimpinannya dianggap membawa angin segar bagi negara yang baru terpuruk akibat perang itu.

Ternyata, sang Führer juga menyimpan ambisi lain.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 29 Juli 1981, Pangeran Charles dan Putri Diana Menikah

Menurut Britannica, hingga awal perang pada tahun 1939, Hitler bersama dengan NAZI menerbitkan berbagai macam hukum dan aturan yang membatasi orang Yahudi di kalangan masyarakat Jerman.

Layaknya gunung es, aturan ini menyimpan potensi mengerikan ke depannya.

Hingga akhirnya, pada 1 April 1939, Hitler menerapkan boikot terhadap bisnis orang Yahudi.

Tak berhenti sampai di situ, partai yang ia pimpin juga memisahkan orang Yahudi dari masyarakat Jerman serta melarang mereka memasuki sekolah dan universitas umum.

Pimpinan tertinggi Jerman itu pun menerapkan zona larangan dan area khusus yang boleh dimasuki oleh orang-orang Yahudi.

Mereka wajib membawa kartu identitas dan kartu khusus dengan stempel "J" untuk menujukkan posisinya di masyarakat.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: FBI Berdiri 111 Tahun Lalu

Bukan hanya orang Yahudi yang mendapatkan tekanan. Rezim Hitler pun juga menyasar anak-anak berkebutuhan khusus dan cacat fisik.

Selain itu, ia juga mengesahkan program suntik mati bagi orang dewasa berkebutuhan khusus.

Di masa kepemimpinannya, sang Fuhrer juga menganiaya homoseksual.

Tercatat, selama masa kepemimpinannya, pihak berwenang menangkap 100.000 pria.

Mereka dipenjara atau dikirim ke kamp konsentrasi di berbagai wilayah.

Saat Perang Dunia II sedang berlangsung, pandangan Hitler tentang supremasi Jerman memicu kampanye militer yang menghancurkan perbatasan dan seluruh populasi di Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com