JAKARTA, KOMPAS.com - Kerumunan orang terlihat memadati sebuah gedung pertemuan sembari bertepuk tangan.
Di tengah keramaian itu, seorang pemimpin berdiri dan memberikan orasi.
Saat pidato, calon pemimpin Jerman itu terlihat mengepalkan kedua telapak tangan di depan tubuhnya.
Pada 30 Januari 1933 adalah tanggal di mana Kanselir Jerman, Adolf Hitler memberikan pidato pertama kali pasca-terpilih.
Hitler memang dikenal sebagai pembicara yang karismatik.
Ia dapat menyalurkan ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah pasca-perang.
Karisma dan pembawaannya, mampu membantu Partai Buruh Nasional Sosialis Jerman (NAZI) memenangkan 230 kursi di pemerintahan pada pemilihan umum tahun 1932.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Hitler Gelar Olimpiade 1936 di Berlin
Melansir History, Jumat (2/8/2019), dua tahun kemudian, sosok tersebut menjadi pemimpin absolut Jerman.
Terpilihnya Hitler memegang posisi puncak pemerintahan, didahului oleh peristiwa meninggalnya Presiden Jerman, Paul von Hindenburg.
Sesaat setelah itu, Kabinet Jerman kemudian mengesahkan undang-undang baru mengenai wewenang dan jabatan tertinggi negara.
Kemunculan UU ini menyatukan jabatan kanselir dengan presiden di bawah gelar baru, yakni Führer und Reichskanzler (pemimpin dan kanselir).
Jabatan ini membuat seseorang bisa menduduki dua posisi sekaligus dan tidak terpisah seperti sebelumnya.
Dengan disahkannya UU tersebut, membuat Adolf Hitler yang kala itu masih memegang jabatan sebagai Kanselir, menjadi pemimpin tertinggi.
Tepat pada 2 Agustus 1934, Hitler resmi menyandang gelar Führer atau Pemimpin.
Di bawah kepemimpinannya, Hitler menjanjikan Third Reich di bawah kekuasaannya akan bertahan selama 1.000 tahun kemudian.