Meski demikian, gelaran Olimpiade di Berlin juga menorehkan sejarah.
Saat itu, para atlet melakukan prosesi membawa api yang kemudian dinyalakan di sebuah obor raksasa.
Tradisi yang kini disebut torch relay tersebut bermula di Berlin. Kala itu, prosesi estafet obor berlangsung selama 12 hari.
Menurut artikel New York Times, Hitler yang mengagumi citra dewa-dewi Yunani kuno pun menggunakan tradisi untuk mempromosikan pandangan akan kepercayaannya pada supremasi ras Arya.
Sejarawan Amerika David C. Young mengatakan, estafet obor diciptakan oleh Carl Diem.
Dalam bukunya, The Modern Olympics: A Struggle for Revival, Young mengungkapkan, Diem adalah seorang Jerman yang ditugaskan untuk menyelenggarakan Olimpiade 1936.
Kegiatan estafet obor tersebut bukan hanya digunakan sebagai ajang promosi semata, namun juga dimanfaatkan sebagai alat propaganda.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 29 Juli 1981, Pangeran Charles dan Putri Diana Menikah
Estafet obor tersebut lalu digunakan oleh sang Fuhrer untuk menambah mitos mistis.
Di mata Hitler, obor melambangkan kesempurnaan dan kemenangan warga Jerman.
Acara itu diliput oleh hampir semua media di Jerman setiap saat. Bahkan, radio di negara itu menyiarkan langkah dan rute torch relay sepanjang waktu.
Bukan hanya obor, Olimpiade Berlin juga menampilkan kemajuan dalam peliputan media. Pesta olahraga tersebut disiaarkan di televisi untuk pertama kalinya.
Meski penuh dengan kontroversi, pertandingan ini juga menorehkan sejarah baru.
Jesse Owen yang merupakan salah satu atlet kulit hitam berhasil memenangkan empat medali emas dalam perlombaan lari sprint dan lompat jauh.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: FBI Berdiri 111 Tahun Lalu
Selain itu, pertandingan ini diikuti oleh 3.963 atlet dari 42 negara yang berlaga di 129 pertandingan.
Hasilnya, setelah kompetisi berlangsung selama 16 hari, Jerman yang keluar sebagai pemenang.
Tim tuan rumah berhasil mengumpulkan total 89 medali. Sementara, Amerika Serikat berada di posisi kedua dengan hanya 56 medali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.