Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Penumpang Tabrak Bom Milik Taliban, 28 Orang Tewas

Kompas.com - 31/07/2019, 15:51 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

KANDAHAR, KOMPAS.com - Sebuah bus yang sarat penumpang terkena bom pinggir jalan milik Taliban di Afghanistan barat, Rabu (31/7/2019) pagi.

Ledakan bom tersebut, yang terjadi sekitar pukul 06.00 pagi waktu setempat, menewaskan lebih dari 20 penumpang dengan sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak.

Insiden itu terjadi hanya selang sehari setelah PBB merilis laporan tentang tingkat korban warga sipil Afghanistan yang terbunuh dan terluka akibat konflik berkepanjangan di negara itu.

"Sebuah bus penumpang yang melitas di jalan raya Kandahar-Herat, menabrak bom pinggir jalan milik Taliban. Sejauh ini sedikitnya 28 orang tewas dan 10 lainnya luka-luka," kata juru bicara pemerintahan provinsi Farah, Muhibullah Muhib.

"Seluruh korban adalah warga sipil, kebanyakan adalah wanita dan anak-anak," tambahnya.

Baca juga: Taliban Tutup Puluhan Fasilitas Kesehatan di Afghanistan

Sementara itu pihak kantor kepresidenan Afghanistan menyebut jumlah korban lebih tinggi, yakni korban tewas mencapai 34 orang dan 17 lainnya luka-luka.

Pemerintah Afghanistan juga menuding Taliban sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut, demikian disampaikan juru bicara kepresidenan Sediq Sediqqi.

Belum ada konfirmasi segera dari pihak Taliban terkait insiden ledakan bom tersebut.

Warga sipil Afghanistan telah sejak lama menjadi korban dalam konflik yang terjadi antara Taliban dengan pemerintah selama hampir 18 tahun.

PBB, pada Selasa (30/7/2019), telah merilis sebuah laporan yang menunjukkan bahwa jumlah korban akibat konflik di Afghanistan telah menunjukkan penurunan hingga 27 persen pada paruh pertama 2019, dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Meski demikian jumlah korban tersebut tetap tinggi yakni mencapai 1.366 warga sipil tewas dan 2.446 lainnya luka-luka.

Dari jumlah tersebut, korban usia anak-anak hampir mencapai sepertiga dari keseluruhan korban dari kalangan sipil.

PBB juga mengatakan bahwa pasukan AS dan pro-pemerintah menyebabkan lebih banyak kematian di kalangan warga sipil dibandingkan Taliban maupun kelompok-kelompok pemberontak lainnya, selama kuartal kedua yang tengah berjalan.

Baca juga: Serangan Bom Taliban Tewaskan 19 Orang di Afghanistan

PBB menyatakan upaya untuk mengurangi tindak kekerasan terhadap warga sipil di Afghanistan masih belum memadai.

Diberitakan AFP, tingkat kekerasan terhadap penduduk sipil diperkirakan bakal meningkat, seiring resmi dimulainya masa kampanye untuk pemilihan presiden Afghanistan yang ditetapkan digelar pada 28 September mendatang.

Di hari pertama kampanye, dilaporkan setidaknya 20 orang telah tewas dan 50 lainna cedera, setelah seorang pelaku serangan bom bunuh diri dan orang-orang bersenjata menargetkan kantor dari pasangan calon presiden Ashraf Ghani, Amrullah Saleh.

Bahkan muncul keraguan akan terlaksananya pemilu presiden sesuai waktu yang dijadwalkan, di tengah pertanyaan tentang perlunya Afghanistan menggelar pemilihan yang penting, saat dorongan berbulan-bulan dari AS untuk tercapainya kesepakatan damai dengan Taliban.

Pekan ini, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Presiden Donald Trump ingin memulai penarikan pasukannya sebelum pemungutan suara, meskipun ia menekankan dalam komentar kepada wartawan bahwa tidak ada batas waktu.

Namun rencana tersebut tak luput dari kritik yang melihat keprihatinan luas di kalangan warga Afghanistan bahwa dengan Washington memutuskan keluar dari perang terpanjangnya, Taliban akan kembali berkuasa di negara itu.

Baca juga: Diancam Taliban, Radio Swasta di Afghanistan Memilih Tutup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com