Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Pernikahan Charles-Diana 38 Tahun Lalu, Perangko Khusus hingga Kado dari Soeharto

Kompas.com - 29/07/2019, 15:20 WIB
Rosiana Haryanti,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Gaun rancangan desainer David dan Elizabeth Emmanuel ini terbuat dari sutra taffeta.

Harian Kompas, 21 Juni 1981, memberitakan, bahan baku sutra didatangkan langsung dari perkebunan sutra satu-satunya di Inggris.

Perkebunan yang berada di Desa Lullingston, Dorset itu secara diam-diam ternyata telah mengumpulkan berton-ton daun marbei guna menggemukkan ulat-ulat sutra.

Baca juga: Sederet Pria yang Pernah Dikencani Putri Diana Selain Pangeran Charles

"Kami memang sudah menduga sebelumnya, kemungkinan akan adanya perkawinan keluarga kerajaan sebentar lagi, jadi kami bersiap-siap memproduksi secara khusus sejumlah besar kepompong pada musim panen tahun lalu," ucap Direktur Perkebunan, Gooden.

Gooden melanjutkan, setelah pengumuman pertunangan, pihaknya menulis surat secara khusus dan menawarkan kain sutra milik perkebunannya.

Setelah desas-desus mengenai gaun sang putri menjadi jelas, para petani mulai meningkatkan produksi mereka untuk persiapan acara tersebut.

Akan tetapi, masalahnya, ulat-ulat sutra itu hanya menginginkan daun murbei.

Sementara, untuk membuat sutra khusus bagi baju pengantin Diana dibutuhkan jumlah daun yang sangat banyak.

Sebagai perbandingan, untuk setiap 28 gram telur membutuhkan 907 daun murbei guna membantu pembentukankepompong.

Baca juga: Inikah Faktor yang Membuat Putri Diana Yakin Bercerai?

Sedangkan untuk membuat sepasang kaus kaki panjag dibutuhkan sekitar 200 kepompong.

Kemudian, untuk membuat sebuah kemeja diperlukan 600 kepompong ulat sutra.

Untuk memenuhi target ini, penduduk desa pun lalu dibantu oleh penduduk Desa Sherbone untuk mengumpulkan 20 karung daun murbei dalam sehari.

Dengan menggunakan bahan sutra dari desa ini, Diana melanjutkan tradisi yang sudah berusia 45 tahun.

Indonesia kirim kado dan Presiden Gambia digulingkan

Indonesia sendiri juga turut meramaikan gelaran akbar itu. Disebutkan, saat itu Presiden Soeharto memberikan hadiah khusus bagi kedua mempelai.

Dikutip dari Harian Kompas, 29 Juli 1981, Pesiden Soeharto atas nama Pemerintah dan Rakyat Indonesia, memberikan kado berupa seperangkat alat makan yang merupakan hasil karya para perajin perak Yogyakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com