Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boris Johnson Umumkan Kabinetnya yang Didominasi Pendukung Brexit

Kompas.com - 25/07/2019, 15:25 WIB
Ericssen,
Agni Vidya Perdana

Tim Redaksi

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan susunan kabinetnya tak lama usai resmi dilantik oleh Ratu Elizabeth II, Rabu (24/7/2019).

Dalam daftar menterinya, tampak jelas fokus yang tengah dituju Johnson, yakni untuk memuluskan langkah Inggris keluar dari Uni Eropa, atau Brexit.

Sesaat setelah menyampaikan pidato perdananya, Johnson mengumumkan susunan kabinet baru yang didominasi oleh tokoh pendukung keras Brexit.

Politisi yang dikenal salah satunya karena rambutnya yang kerap acak-acakan ini mencopot 17 atau lebih dari separuh menteri dari kabinet Theresa May, terutama yang menolak terjadinya "no deal" atau tidak tercapainya kesepakatan Brexit.

Didominasi pendukung Brexit, Kabinet Johnson juga menjadi kabinet dengan jumlah menteri keturunan minoritas dan menteri wanita terbanyak dalam sejarah Inggris.

Baca juga: Resmi Dilantik sebagai PM Inggris, Boris Johnson Tegaskan Brexit Bakal Terjadi

Johnson bahkan mengangkat dua politisi keturunan minoritas untuk menduduki posisi "The Great Offices of State" atau empat posisi senior dalam pemerintahan Inggris, yakni perdana menteri, menteri keuangan, menteri luar negeri, dan menteri dalam negeri.

Sajid Javid, bankir yang sebelumnya menjabat sebagai menteri dalam negeri, menjadi politisi Asia-Inggris pertama yang dipercaya sebagai menteri keuangan, posisi kabinet paling senior setelah perdana menteri.

Politisi wanita berdarah India, Priti Patel ditunjuk Johnson sebagai menteri dalam negeri menggantikan Javid.

Salah satu keputusan mengejutkan Johnson adalah mencopot Menteri Pertahanan Penny Mordaunt, politisi wanita pendukung Brexit yang populer di kalangan konstituen partai.

Mordaunt yang baru menjabat selama 3 bulan disebut-sebut dilengserkan karena memilih mendukung Jeremy Hunt, pesaing Johnson untuk menjadi perdana menteri.

Posisinya digantikan oleh Ben Wallace, mantan tentara yang juga sekutu politik Johnson.

Baca juga: Boris Johnson: Sosok Kontroversial Perdana Menteri Baru Inggris

Keputusan Johnson untuk memenuhi kabinetnya dengan pendukung Brexit menjadi indikasi jelas bahwa dia fokus untuk memenuhi janji mengeksekusi Brexit yang sudah berlarut-larut selama tiga tahun, walau harus mengambil kebijakan kontroversial yang berpotensi membelah internal Partai Konservatif.

Dalam pidato perdananya di luar kantor perdana menteri di 10 Downing Street, Boris Johnson kembali menegaskan janjinya untuk mengeksekusi Brexit.

Johnson menegaskan bakal membuktikan kepada pihak-pihak yang meragukan, mengkritik, dan mencerca, yang terus mempertanyakan apakah Brexit dapat dieksekusi sesuai jadwal.

"Kami akan memenuhi mandat yang telah diberikan rakyat dan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober. Ini bukan lagi mengenai apakah akan terjadi atau tidak," ucap Johnson seperti dikutip AFP.

"Kami akan menyepakati kesepakatan baru. Kesepakatan yang lebih baik. Saya yakin kami akan dapat membereskan hal ini dalam 99 hari. Rakyat Inggris sudah lelah menunggu," tambahnya.

Baca juga: Boris Johnson Terpilih Jadi PM Baru Inggris, Iran Beri Peringatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com