Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FBI: Rusia Masih Jadi Ancaman Pemilu Presiden AS 2020

Kompas.com - 24/07/2019, 08:54 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON, KOMPAS.com - Biro Investigasi Federal AS (FBI) menilai Rusia masih merupakan ancaman bagi pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2020 mendatang.

Disampaikan Direktur FBI Christopher Wray, Moskwa masih berniat untuk mengganggu jalannya pemilihan presiden yang akan dilangsungkan 16 bulan mendatang.

"Rusia benar-benar berniat mencoba mengganggu jalannya pemilihan. Menurut pandangan saya, hingga mereka berhenti, mereka belum cukup terhalangi," ujar Wray di hadapan Komite Kehakiman Senat, Selasa (23/7/2019).

Baca juga: FBI Sebut Rusia Bakal Serang Pilpres AS 2020 Lewat Media Sosial dan Berita Palsu

Investigasi yang dilakukan intelijen dan penasihat khusus AS Robert Mueller mengklaim telah mendokumentasikan secara luas upaya intelijen dan grup media sosial Rusia untuk membantu Donald Trump dan menghalangi kandidat Demokrat Hillary Clinton dalam pemilihan presiden pada 2016.

Laporan Mueller yang dirilis April lalu, disebut mendokumentasikan upaya ekstensif oleh kampanye Trump untuk bekerja sama dengan Rusia dalam meningkatkan peluang kemenangannya.

Dengan Mueller dijadwalkan untuk bersaksi di hadapan Kongres AS tentang penyelidikan berisiko tinggi, pada Rabu (24/7/2019), Trump masih terus menyangkal keterlibatan Rusia dalam kemenangannya dalam pemilihan presiden.

Dalam sebuah pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki, pada Juli 2018, Trump mengatakan pihaknya menerima pernyataan Kremlin yang menolak tuduhan telah campur tangan dalam pemilu AS 2016.

Trump pada gilirannya juga menolak kesimpulan yang diberikan intelijen AS.

Baca juga: FBI Diminta Selidiki Aplikasi #AgeChallenge FaceApp yang Viral

"Saya sangat percaya dengan orang-orang intelijen saya, tetapi saya akan memberi tahu Anda bahwa Presiden Putin sangat tegas dalam menyatakan penolakannya hari ini," ujar Trump saat itu.

Bulan lalu, dalam pertemuan empat mata di sela-sela konferensi G20 di Osaka, Jepang, Trump dengan setengah bercanda kembali mengecilkan isu campur tangan Rusia dalam pemilihan 2016.

Bertemu dan duduk di samping Putin, Trump mengibaskan jarinya sambil mengatakan, "Jangan ikut campur dalam pemilihan presiden. Jangan ikut campur".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com