Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boris Johnson Terpilih sebagai Perdana Menteri Baru Inggris

Kompas.com - 23/07/2019, 20:53 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi


LONDON, KOMPAS.com – Mantan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson sesuai prediksi terpilih sebagai perdana menteri Negeri "Ratu Elizabeth".

Mantan Wali Kota London itu meraih kemenangan telak 66.4 persen mengalahkan pesaingnya, Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt, dalam pemilihan internal Ketua Partai Konservatif.

Dalam pidato kemenangannya dikutip BBC Selasa (23/7/2019), Johnson berjanji bakal segera mengeksekusi rencana Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).

Baca juga: Selangkah Lagi Jadi PM Inggris, Boris Johnson Ditunggu Jeremy Hunt

Tak hanya itu. Dengan berapi-api, Johnson menyatukan Inggris Raya, dan mengalahkan pemimpin oposisi dari Partai Buruh Jeremy Corbyn.

“Kita akan memberi energi negara ini, kita akan memastikan Brexit beres pada tanggal 31 Oktober, Kita akan kembali percaya kepada kemampuan kita, dan Inggris, raksasa tertidur ini, akan bangkit kembali.” ucapnya.

Politisi berusia 55 tahun itu tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Theresa May yang bakal digantikannya, di mana May bakal kembali menjadi anggota parlemen.

Hunt dengan lapang dada mengakui kekalahannya. Di Twitter, dia berkata Johnson bakal menjadi PM yang sukses di masa kritis ini. Adapun May juga mengucapkan dukungan.

Sementara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kerap disebut mempunyai banyak kesamaan dengan Johnson juga memberi selamat.

“Selamat kepada Boris Johnson yang terpilih sebagai Perdana Menteri baru Inggris. Dia akan sukses!” tutur presiden dari Partai Republik itu.

Baca juga: Dituduh Bohong soal Brexit, Boris Johnson Akan Hadapi Persidangan

Tugas Berat Brexit Menanti

Kemenangan sosok yang sering mengundang kontroversi itu bakal membuatnya berhadapan dengan sejumlah isu penting Inggris.

Salah satu tugas berat yang sudah menanti adalah menyelesaikan krisis berlarut-larut Brexit yang memecahbelah Inggris dalam 3 tahun terakhir.

Johnson berjanji bakal segera mengeksekusi Brexit dengan atau tanpa kesepakatan, posisi poitik yang mengundang kritik termasuk dari partainya sendiri.

Baca juga: Boris Johnson, Sosok Kontroversial Kandidat Perdana Menteri Inggris

Sebab, mereka khawatir akan terjadi huru hara politik, ekonomi, dan sosial jika Inggris jadi meninggalkan Uni Eropa no deal.

Bahkan, dia memicu kontroversi lebih jauh ketika berujar tidak menutup kemungkinan skenario bakal membekukan parlemen demi memastikan tercapainya Brexit 31 Oktober nanti.

Bagi politisi dengan gaya rambut acak itu, keputusan rakyat Inggris melakukan Brexit sesuai referendum 2016 adalah pilihan yang harus dihormati dan dijalankan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com