Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Mengaku Diminta Jadi Penengah Konflik dengan Pakistan, India Langsung Menjawab

Kompas.com - 23/07/2019, 16:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - India langsung merespons pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa dia diminta yang bersangkutan sebagai penengah konflik terkait Kashmir dengan Pakistan.

Saat berkunjung ke Gedung Putih, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan ditanya sejauh apa bantuan AS bisa berguna dalam mengatasi konflik berusia 70 tahun itu.

Baca juga: Trump Mengaku Diminta Jadi Penengah Konflik Kashmir India dan Pakistan

"Hanya negara terkuat di dunia yang dipimpin oleh Presiden Trump saat yang bisa menyatukan dua negara," ujar Khan dalam transkrip Gedung Putih dikutip BBC Senin (22/7/2019).

Trump kemudian menjawab, dia bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi dua pekan lalu di mana mereka berdua juga memperbincangkan isu itu.

Dia kemudian mengklaim Modi bertanya apakah dia bersedia menjadi penengah. "Saya bertanya di mana? Dia menjawab Kashmir karena sudah terjadi selama bertahun-tahun," paparnya.

Presiden 73 tahun itu berujar jika dia bisa membantu, dia bersedia melakukannya. Sebab, baik India maupun Kashmir sama-sama mengklaim dataran Kashmir.

Pakistan menyambut mediasi yang dilakukan oleh pihak ketiga. Namun New Delhi menegaskan segala isu yang berkaitan dengan Kashmir harus dibicarakan secara bilateral.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Raveesh Kumar melalui kicauan di Twitter berkata dia sudah melihat klaim itu. "Hingga saat ini, belum ada permintaan yang dibuat," jelasnya.

Dia menegaskan bahwa sudah menjadi ketetapan India bahwa segala isu dengan Pakistan harus diselesaikan di antara dua negara saja.

"Setiap keterlibatan yang kami lakukan dengan Pakistan akan membutuhkan diakhirinya terorisme lintas batas," katanya.

Politisi India Shashi Tharoor mengkritik pernyataan Trump. Dia mengatakan presiden ke-45 AS itu sama sekali tak punya gagasan tentang apa yang dia bicarakan.

"Mungkin dia sama sekali tidak mendapat pengarahan, atau malah dia mungkin tak mengerti apa yang Modi katakan," tutur Tharoor melalui kicauan Twitter.

Relasi dua negara sempat memanas Februari lalu setelah jet tempur India melintasi Kashmir wilayah Pakistan, dan mengklaim menyerang kamp militan ekstremis di sana.

Serangan udara itu terjadi setelah bus yang mengangkut pasukan paramiliter India diledakkan oleh pelaku bom bunuh diri di Kashmir, dan menewaskan 44 orang.

Sejak 1989, Kashmir sudah diguncang oleh serangkaian episode konflik antara Pakistan dan India yang dilaporkan menewaskan lebih dari 70.000 orang.

Baca juga: Militan Top Paling Diburu di India Ditembak Mati di Kashmir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com