Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Klaim Bongkar Jaringan Mata-mata AS, Ini 5 Faktanya

Kompas.com - 23/07/2019, 09:26 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KOMPAS.com - Iran mengklaim telah berhasil membongkar jaringan mata-mata yang bekerja untuk badan intelijen Amerika Serikat, CIA.

Disampaikan Kementerian Intelijen Iran, sejumlah warga Iran telah direkrut oleh AS untuk menjadi mata-mata dan disusupkan ke sektor-sektor penting Iran, seperti ekonomi, nuklir, hingga teknologi siber.

Berikut ini lima fakta yang telah terungkap seputar klaim Iran yang membongkar jaringan intelijen AS:

1. Sebanyak 17 Mata-mata Ditahan

Kementerian Intelijen Iran menyebut bahwa mereka telah menahan sebanyak 17 warga Iran yang diduga telah direkrut menjadi mata-mata CIA.

Para terduga mata-mata AS itu ditangkap antara Maret 2018 hingga Maret 2019.

Intelijen Iran menyatakan telah mengungkap jaringan mata-mata yang berhubungan dengan CIA itu pada Juni lalu.

Menurut pejabat intelijen Iran yang enggan disebutkan namanya, berdasarkan petunjuk yang didapatkan, CIA diyakini melakukan perekrutan untuk membentuk jaringan baru.

Baca juga: Iran Klaim Bongkar Jaringan CIA dan Hukum Mati Terduga Mata-mata

2. Jebakan Visa

Lantas bagaimana cara AS hingga dapat merekrut banyak warga Iran untuk bekerja sebagai mata-mata mereka?

Diungkapkan kepala kontra-intelijen Iran, para terduga mata-mata itu direkrut berdasarkan metode yang disebut dengan "Jebakan Visa".

"Jebakan itu dibuat oleh CIA untuk warga Iran yang ingin bepergian ke AS," ujar pejabat intelijen Iran, seperti dikutip media pemerintah IRNA.

Dijelaskan, agen CIA akan mendekati individu yang sedang mengurus visa, sementara yang lain dipaksa saat hendak memperbarui visa mereka.

Selain itu, para mata-mata juga mengaku mendapat tawaran menggoda, termasuk pindah ke AS dan mendapat uang serta pekerjaan yang layak.

Baca juga: Versi Iran, Begini Cara CIA Rekrut Agen Rahasia dan Menyusup ke Negaranya

Ilustrasi spionase.SHUTTERSTOCK Ilustrasi spionase.
3. Bantuan Negara Asing

Juga diungkapkan kepala kontra-intelijen Iran bahwa mereka berhasil mengungkap jaringan mata-mata CIA berkat bantuan dari "negara asing".

Namun, mereka tidak bersedia menyebutkan negara mana yang telah memberikan bantuan kepada Iran dalam pengungkapan itu.

Disebutkan setelah merekrut warga Iran untuk menjadi mata-mata AS, mereka mendapat pelatihan tentang cara membangun jaringan komunikasi untuk menyerahkan informasi rahasia dengan aman.

Jaringan agen rahasia itu kemudian disebar ke sektor-sektor penting Iran seperti ekonomi, pengembangan nuklir, militer, dan teknologi siber.

Para mata-mata itu disusupkan sebagai kontraktor maupun konsultan.

Baca juga: Iran Ungkap Jaringan Mata-mata CIA Berkat Bantuan Negara Asing

4. Hukuman Mati dan Penjara

Para mata-mata yang telah berhasil ditangkap otoritas Iran berjumlah 17 orang. Mereka ditangkap antara Maret 2018 hingga Maret 2019.

Para terduga mata-mata yang ditahan itu kemudian diserahkan ke pengadilan untuk menjalani proses hukum.

Diungkapkan pejabat Iran, warga yang dengan sengaja mengkhianati negara itu beberapa telah menjalani persidangan dan mendapat hukuman.

"Beberapa di antaranya dijatuhi hukuman mati, sedangkan yang lainnya mendapat hukuman penjara," ujar pejabat intelijen Iran yang enggan disebutkan namanya.

Baca juga: Intelijen Iran: CIA Sudah 2 Kali Kalah Telak

5. Dibantah AS

Iran telah mengklaim berhasil membongkar jaringan mata-mata CIA dan menangkap hingga 17 warganya yang direkrut menjadi agen rahasia.

Namun klaim tersebut dibantah keras Presiden AS Donald Trump dan menyebutnya "benar-benar ngawur".

"Laporan Iran sudah menangkap agen rahasia CIA benar-benar ngawur. Sama sekali tak ada kebenarannya," tegas Trump di Twitter dikutip AFP, Senin (22/7/2019).

Trump menambahkan bahwa Iran sekali lagi menebarkan kebohongan dan propaganda, seperti saat Teheran mengklaim telah menjatuhkan drone AS.

Baca juga: Trump: Klaim Iran Tangkap Agen Rahasia CIA Benar-benar Ngawur

Bantahan juga disampaikan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang menyebut Iran memiliki sejarah panjang dalam kebohongan.

Pompeo pun mendesak perlunya sikap kehati-hatian dalam menanggapi laporan yang dibuat Teheran.

"Rezim Iran memiliki sejarah panjang berbohong. Sementara saya akan menerima laporan itu sembari terus mencari kebenaran atas laporan mereka," tegas Pompeo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com