Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Intelijen Iran, 17 Terduga Mata-mata CIA Dapat Tawaran Menggoda

Kompas.com - 22/07/2019, 22:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

TEHERAN, KOMPAS.com - Intelijen Iran mengungkap tawaran yang diberikan Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) kepada 17 orang terduga mata-mata yang ditangkap.

Sebuah dokumen dari Kementerian Intelijen Iran mengungkap jaringan agen rahasia CIA di mana 17 orang yang ditangkap telah mengaku bekerja bagi badan itu.

Dalam dokumen dikutip CNN Senin (22/7/2019), misi yang diberikan bagi terduga mata-mata itu adalah mendapat informasi sensitif dari sektor penting hingga operasi intelijen Iran.

Baca juga: Trump Dikritik karena Bantah Mata-mata CIA Ditangkap Iran

"Di penjara, mereka menyebut tawaran menggoda CIA termasuk pindah ke AS dan mendapat pekerjaan bagus di sana, serta uang," demikian laporan dari kementerian.

Mereka kemudian menyebut metode perekrutan yang dilakukan. Yakni menggunakan "jebakan visa" bagi warga Iran yang hendak bepergian ke Negeri "Uncle Sam".

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo saat hadir di acara fox & Friends mendesak perlunya ada sikap kehati-hatian dalam menanggapi laporan yang dibuat Teheran.

"Rezim Iran memiliki sejarah panjang berbohong. Sementara saya akan menerima laporan itu sembari terus mencari kebenaran atas laporan mereka," tegas Pompeo.

Presiden Donald Trump sebelumnya sempat mengeluarkan bantahan melalui kicauannya di Twitter dengan menyebut klaim yang dibuat oleh Iran tidak benar.

"Laporan Iran sudah menangkap agen rahasia CIA benar-benar ngawur. Sama sekali tak ada kebenarannya," ujar presiden dari Partai Republik tersebut.

Namun, pernyataan Trump itu malah mendapat kritikan dari mantan agen CIA Ned Price yang menuturkan, seharusnya pemerintah tidak perlu menanggapi klaim itu.

"Karena itu, lain kali jika tidak ada tanggapan terhadap sebuah klaim, maka klaim tersebut bakal dianggap benar," kecam Price dalam kicauannya di Twitter.

Sebelumnya, Teheran terlibat perseteruan panas dengan AS sejak Mei 2018, yakni tatkala Presiden Donald Trump mengumumkan keluar dari perjanjian nuklir 2015.

Washington kemudian membuat kebijakan dengan menerapkan sanksi kepada Iran, dan dibalas dengan pengayaan uranium melebihi kesepakatan dalam perjanjian 2015.

Juni lalu, Trump sempat membatalkan serangan udara yang diperintahkannya sendiri sebagai balasan setelah Iran mengumumkan sudah menembak jatuh drone AS.

Tensi kemudian berkembang ketika Marinir Inggris menyerbu kapal tanker super di perairan Gibraltar Juli ini karena diduga melanggar sanksi Uni Eropa.

Teheran melalui Garda Revolusi menanggapi dengan mengumumkan penangkapan kapal tanker berbendera Inggris di Selat Hormuz pada Jumat (19/7/2019).

Baca juga: Trump: Klaim Iran Tangkap Agen Rahasia CIA Benar-benar Ngawur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com