Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kamboja Bantah Izinkan China Tempatkan Pasukan di Pangkalan Angkatan Lautnya

Kompas.com - 22/07/2019, 16:07 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

PHNOM PENH, KOMPAS.com - China dikabarkan akan dapat menempatkan pasukan bersenjatanya di pangkalan Angkatan Laut Kamboja, setelah tercapainya kesepakatan rahasia antara kedua negara.

Namun kabar tersebut dibantah oleh pejabat pemerintah Kamboja, yang menyebut tidak pernah ada kesepakatan seperti itu dengan Beijing.

Diberitakan Wall Street Journal, pada Minggu (21/7/2019), telah dicapai sebuah kesepakatan yang memberikan China akses eksklusif untuk menempatkan pasukan ke Pangkalan Angkatan Laut Ream Kamboja di Teluk Thailand.

Media tersebut melaporkan dengan mengutip dari para pejabat AS dan sekutunya yang dekat dengan masalah itu. Disebutkan bahwa kesepakatan telah dicapai pada musim semi lalu, namun tidak pernah dipublikasikan.

Baca juga: Afghanistan: Tidak Akan Ada Tentara China di Tanah Kami

Jika benar adanya kesepakatan itu akan memberi China kemampuan untuk meningkatkan klaim teritorial dan kepentingan ekonominya di wilayah yang diperebutkan di Laut China Selatan, yang bakal menantang sekutu-sekutu AS di Asia Tenggara.

Namun baik dari pihak Beijing maupun Kamboja membantah adanya perjanjian seperti yang ramai diberitakan.

"Ini adalah berita palsu terburuk yang dibuat terhadap Kamboja," ujar Perdana Menteri Kamboja Hun Sen kepada situs berita pro-pemerintah, Fresh News, Senin (22/7/2019).

"Hal seperti itu tidak akan bisa terjadi, karena menampung pangkalan militer asing bertentangan dengan konstitusi Kamboja," tambahnya.

Bantahan juga disampaikan juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Chhum Socheat, yang mengatakan kepada Reuters bahwa laporan tersebut sepenuhnya dibuat-buat dan tanpa dasar.

Dilansir Channel News Asia, China, sekutu regional terkuat Hun Sen, telah menggelontorkan miliaran dolar dalam bantuan pembangunan dan pinjaman ke Kamboja melalui kerangka kerja bilateral dan inisiatif Sabuk dan Jalan China.

Inisiatif itu, yang diluncurkan Presiden Xi Jinping pada 2013, bertujuan untuk memperkuat jaringan luas hubungan darat dan laut dengan Asia Tenggara, Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa, serta Afrika.

Baca juga: Demi Pertahanan Militer, China Perluas Riset ke Perairan Papua Niugini

Di Kamboja, inisiatif itu telah menarik banyak usaha komersial China, termasuk kasino dan zona ekonomi khusus.

Sebelumnya, Departemen Pertahanan AS menyarankan pada awal bulan ini, bahwa China mungkin sedang berusaha mendapatkan pijakan militer di Kamboja dengan mengirimkan surat ke pemerintah Kamboja, yang menanyakan alasan negara itu menolak tawaran untuk memperbaiki pangkalan angkatan lautnya.

Departemen Luar Negeri Kamboja dalam sebuah pernyataan menyerukan untuk menolak pengaturan semacam itu, dengan mengatakan bahwa negara itu memiliki "komitmen konstitusional kepada rakyatnya untuk mengejar kebijakan luar negeri yang independen."

"Kami prihatin bahwa setiap langkah pemerintah Kamboja untuk mengundang kehadiran militer asing ke negara ini akan mengancam koherensi dan sentralitas negara ASEAN dalam mengoordinasikan pembangunan regional, dan mengganggu perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara," kata pernyataan itu.

Kamboja juga telah membantah laporan November tahun lalu yang menyebut Beijing telah melobi negara itu sejak 2017 untuk pangkalan angkatan laut yang dapat menampung fregat, kapal perusak, dan kapal-kapal lain milik Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).

Baca juga: Militer China Mulai Kurangi Jumlah Tentara Angkatan Darat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com