MANILA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Filipina Leni Robredo dituduh telah menyebarkan hasutan untuk menggulingkan Presiden Rodrigo Duterte.
The New York Times melaporkan Jumat (19/7/2019), Robredo dituduh bersama dengan 35 orang lainnya, termasuk sejumlah senator dan petinggi Gereja Katolik.
Dalam tuduhan yang dibacakan, Robredo berencana menggulingkan Duterte dengan menyebar hasutan mengenai Duterte, keluarganya, serta pejabat pemerintahan dengan sindikat narkoba.
Baca juga: Duterte: Saya Tidak Akan Diadili oleh Pengadilan Internasional
Wapres berusia 54 tahun itu dituding berkomplot dengan seorang pria bernama Peter John Advincula yang muncul di serial video daring menyebut keterkaitan Duterte dengan sindikat itu.
Advincula yang kemudian ditahan menyebut apa yang disampaikannya di video hanyalah karangan belaka untuk merusak pemerintahan Duterte.
Dia mengaku segala perkataan yang diucapkan diarahkan oleh lawan-lawan politik presiden berjuluk The Punisher tersebut.
Hubungan antara Duterte dengan Robredo dikabarkan tidak harmonis di mana pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara terpisah.
Duterte memimpin koalisi partai berkuasa PDP-Laban sedangkan Robredo berasal dari Partai Liberal yang beroposisi terhadap pemerintahan Duterte.
Presiden berusia 74 tahun itu diberitakan kerap mengabaikan Robredo dalam tugas pemerintahan maupun fungsi kenegaraan.
Bahkan, dia tidak sungkan untuk membeberkan rasa tidak sukanya terhadap wapres yang pernah menjabat sebagai anggota DPR Filipina utu.
Duterte telah berkali-kali menyebut bahwa dia mendukung Ferdinand Marcos Junior yang kalah tipis dari Robredo di pemilu 2016 lalu.