TEHERAN, KOMPAS.com - Pasukan Iran melalui Garda Revolusi menyatakan, mereka telah menahan kapal tanker berbendera Inggris di Selat Hormuz karena melanggar "aturan maritim internasional".
Operator Stena Impero menuturkan, kapal mereka masih belum berhasil dihubungi dengan kendali atas kapal tidak lagi berada di tangan awak sepenuhnya.
Baca juga: Garda Revolusi Iran Klaim Menahan Sebuah Kapal Tanker Minyak Asing
Dilansir Sky News Jumat (19/7/2019), baik Stena Bulk maupun Northern Maritime Management berujar kapal mereka sudah mematuhi regulasi navigasi internasional.
Kapal tanker itu disebut berbelok ketika hendak menuju Jubail dan mengarah ke Iran setelah didekati oleh kapal angkatan laut berukuran kecil dan helikopter.
Direktur eksekutif sekaligus presiden Stena Bulk Erik Hanell menuturkan, terdapat 23 pelaut di dalam kapal yang terdiri dari warga negara Filipina hingga Rusia.
"Hingga saat ini belum dilaporkan adanya korban luka. Keselamatan serta kesejahteraan dari kru merupakan fokus utama kami," ujar Hanell dalam pernyataan resmi.
Sementara satu kapal tanker lain yang juga dilaporkan disita oleh Garda Revolusi Iran, Mesdar, diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan mereka.
"Kapal itu tidak sampai ditahan, dan diizinkan pergi setelah mendapat peringatan soal isu keselamatan dari pasukan Iran," demikian laporan Tasnim.
Juru bicara Norbulk Shipping UK selaku operator Mesdar membenarkan laporan itu dengan mengatakan seluruh kru Mesdar tidak mengalami luka-luka.
Insiden itu terjadi setelah kapal tanker super Grace 1 ditangkap oleh Marinir Inggris yang bekerja sama dengan polisi Gibraltar pada 4 Juli lalu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.