Ghiggia menyebut, hanya tiga orang yang pernah membungkam 200.000 orang yang berkumpul di Maracana hanya dengan satu gerakan. Pertama adalah Frank Sinatra, lalu Paus Yohanes Paulus II, dan dirinya sendiri.
Melansir BBC, setelah pertandingan, banyak bar dan restoran di Rio de Janeiro yang tutup selama sisa hari.
Tak hanya itu, koran-koran di Brasil mulai mengubah tajuk pemberitaannya.
Bahkan surat kabar O Mundo Sportivo memberitakan kejadian itu dalam judul "Drama, Tragedi, dan Lelucon".
Pertandingan final ini, kini dikenal dengan nama Maracanazo. Meski telah berlalu, kenangan akan kekalahan itu tetap menghantui pecinta sepak bola Brasil, bahkan hingga beberapa dekade berikutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.