Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Putih Tegaskan Turki Akan Dikeluarkan dari Program F-35

Kompas.com - 18/07/2019, 09:18 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON, KOMPAS.com - Gedung Putih kembali mengkonfirmasi bahwa Turki akan dikeluarkan dari program jet tempur siluman F-35 milik NATO, setelah secara resmi mendapatkan sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia.

Turki telah resmi menerima pengiriman pertama berisi suku cadang S-400 dari Rusia pada Sabtu (13/7/2019) lalu.

"Sangat disayangkan, keputusan Turki untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 Rusia membuat keterlibatannya dengan F-35 mustahil untuk dilanjutkan," kata juru bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham, dalam pernyataan, Rabu (17/7/2019).

"Jet tempur F-35 buatan AS tidak dapat hidup berdampingan dengan platform pengumpul intelijen buatan Rusia yang dapat digunakan untuk mempelajari kemampuan canggihnya," tambah pernyataan Gedung Putih.

Baca juga: Abaikan Peringatan AS, Turki Terima Sistem Rudal S-400

Pernyataan itu ditanggapi Kementerian Luar Negeri Turki yang menyebutnya sebagai langkah yang tidak adil, sepihak, dan tidak sesuai dengan semangat aliansi, serta tidak didasarkan pada alasan yang sah.

Grisham menegaskan, Washington telah membuat beberapa penawaran sistem pertahanan rudal Patriot kepada Turki, namun Ankara tetap memilih melanjutkan pembelian S-400, yang bertentangan dengan janji NATO untuk menghindari penggunaan sistem persenjataan Rusia.

"Ini akan berdampak buruk terhadap interoperabilitas Turki dengan Aliansi," tambah Grisham, dikutip AFP.

Meski demikian, Grisham mengatakan bahwa AS masih menghargai hubungan strategisnya dengan Ankara dan akan melanjutkan kerja sama yang luas dengan Turki, meski akan ada kendala berkaitan dengan kehadiran sistem S-400 di negara itu.

Pernyataan Washington yang datang lima hari setelah Turki mulai menerima pengiriman sistem rudal Rusia itu praktis telah membuat sejumlah pabrikan Turki yang ikut memproduksi komponen untuk F-35 turut dicoret.

Pun demikian dengan rencana Ankara untuk membeli sekitar 100 unit pesawat tempur mutakhir itu.

Baca juga: AS Mulai Tarik Turki dari Program Jet Tempur F-35

Presiden AS Donald Trump, pada Selasa (16/7/2019), menyatakan menolak mengkritik pembelian S-400 oleh Turki, dan memilih menuding tindakan itu dipicu kesalahan pendahulunya, presiden Barack Obama yang disebutnya telah berlaku tidak adil kepada pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan.

"Saya memiliki hubungan yang baik dengan Presiden Erdogan," ujar Trump kepada wartawan.

Trump menambahkan, batalnya penjualan hingga 100 unit jet tempur F-35 ke Turki juga akan menjadi pukulan berat bagi produsen pesawat itu, Lockheed Martin.

"Karena Turki kini memiliki sistem rudal yang dibuat di Rusia, mereka sekarang dilarang untuk membeli pesawat. Saya akan mengatakan bahwa Lockheed tidak akan senang. Ini adalah pekerjaan yang besar," kata Trump.

Di Pentagon, proses pemindahan sekitar 900 bagian F-35 yang telah disediakan untuk jet tempur Turki mulai dilakukan.

Sementara pelatihan teknisi dan pilot F-35 asal Turki juga akan segera dikirim pulang dalam bulan ini.

"Pembelian S-400 oleh Turki tidak konsisten dengan komitmennya kepada NATO," kata Wakil Menteri Pertahanan Ellen Lord.

Baca juga: Hendak Dikeluarkan, Begini Peran Turki dalam Program Jet Tempur F-35 AS

"Turki tentu saja akan menyesali kehilangan pekerjaan dan peluang ekonomi di masa depan dari keputusan ini," katanya.

Turki memiliki komitmen kerja senilai 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 13,9 triliun) sebagai pemasok untuk program F-35, dan berpeluang menerima pesanan hingga 9 miliar dollar AS (sekitar Rp 125 triliun) selama masa berlakunya program.

Selain itu, Kongres AS telah mewajibkan negara-negara yang melakukan pembelian signifikan peralatan pertahanan dari Rusia untuk dikenai sanksi hukuman. Namun Departemen Luar Negeri belum memutuskan tentang sanksi terhadap Turki terkait kesepakatan S-400.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com