Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/07/2019, 22:12 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Sebuah organisasi non-pemerintah yang berbasis di Israel, Shurat Hadin, membuat petisi kepada pengadilan tinggi Gibraltar, pada Selasa (16/7/2019).

Petisi tersebut mengusulkan untuk menjual kapal tanker Iran yang disita dan hasil penjualannya akan digunakan sebagai kompensasi untuk orangtua dari anak yang diduga dibunuh oleh Hamas, yang didukung Iran.

Shurat Hadin, yang berjuang di jalur hukum melawan apa yang disebutnya "musuh Israel", mengatakan pihaknya memenangkan 178,5 juta dollar AS (sekitar Rp 2,4 triliun) berdasarkan putusan pengadilan AS terhadap Iran dan Suriah pada 2017, atas kematian seorang bayi Amerika yang terbunuh dalam serangan di Yerusalem.

Kapal tanker minyak Iran, Grace 1, yang berkapasitas dua juta barel, disita oleh polisi dan petugas bea cukai Gibraltar, dengan bantuan Marinir Kerajaan Inggris, pada 4 Juli lalu.

Baca juga: Iran: AS dan Inggris Bakal Menyesal Sudah Menahan Kapal Tanker di Gibraltar

Para pejabat AS meyakini kapal tanker itu bertujuan untuk mengirim minyak ke Suriah, yang mana hal tersebut bakal melanggar sanksi Uni Eropa dan AS yang terpisah.

Pendiri Shurat Hadin, Nitzana Darshan-Leitner mengatakan kepada AFP, bahwa penjualan kapal, jika diperintahkan Mahkamah Agung Gibraltar, akan dapat membuka jalan bagi penyitaan aset warga Iran lainnya.

Namun Darshan-Leitner belum mengetahui kapan pihaknya akan membawa petisi tersebut ke persidangan. "Apa pun bisa terjadi," ujarnya.

Sementara Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt, yang berusaha meredakan ketegangan dengan Iran, mengatakan kapal tanker itu akan dilepaskan jika Teheran dapat memberi jaminan bahwa kapal itu tidak akan menuju Suriah.

Dilansir AFP, pada Oktober 2014, Abdelrahman Shaludi dari Palestina mengendarai mobil ke dua kelompok pejalan kaki di Yerusalem, menewaskan Chaya Zissel Braun yang berusia tiga bulan dan seorang wanita muda.

Dia kemudian melompat keluar dari mobil dan melanjutkan menyerang orang yang lewat dengan sebatang besi, sampai polisi menembaknya mati.

Hamas memuji serangan itu dalam sebuah pernyataan dan menyebut Shaludi sebagai salah satu dari "martir".

Baca juga: Marinir Inggris Sita Kapal Tanker Super Miliknya, Iran Protes

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com