Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Kukuh Beli Sistem Rudal S-400, Trump Salahkan Obama

Kompas.com - 17/07/2019, 10:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump enggan menanggapi kabar Turki yang begitu kukuh untuk membeli sistem rudal S-400.

Dalam komentar pertamanya setelah Turki menerima gelombang pertama komponen S-400 pada pekan lalu, Trump menyebut mempunyai hubungan baik dengan Ankara.

"Saya mempunyai hubungan baik dengan Presiden (Recep Tayyip) Erdogan," ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih seperti diberitakan AFP Rabu (17/7/2019).

Baca juga: Erdogan: Atas Izin Tuhan, Sistem Rudal S-400 Berfungsi Penuh April 2020

Selama berbulan-bulan, Washington mencoba mencegah Turki untuk mendapatkan sistem pertahanan S-400 yang diklaim bisa menjatuhkan target sejauh 400 kilometer.

Selain karena tidak sesuai dengan gaya bertahan NATO, penempatan S-400 bisa mengancam jet tempur F-35 di mana Turki sudah memesan sekitar 100 unit.

Trump mengatakan bahwa situasi yang tengah dihadapi oleh Turki begitu sulit. Meski begitu, dia tidak menyebut sama sekali tentang ancaman sanksi yang bakal dihadapi.

"Situasi yang mereka hadapi sulit. Sama seperti kami. Dengan segala yang terjadi, saat ini kami tengah mengupayakannya. Mari lihat apa yang terjadi," ujarnya.

Presiden berusia 73 tahun itu kemudian menyalahkan pendahulunya, Barack Obama, sebagai pihak yang menyebabkan Turki memutuskan membeli S-400 dari Rusia.

Dikutip Al Jazeera, pemerintahan Obama gagal menawarkan alternatif lebih baik dari S-400, yakni sistem pertahanan rudal Patriot, dan menyebut "Turki dipaksa membeli yang lain".

"Karena fakta bahwa Turki membeli rudal Rusia, kami tidak diizinkan menjual jet tempur senilai miliaran dollar AS. Itu tidak adil," keluh Trump.

"Saya bisa mengatakan bahwa Lockheed tidak senang akan hal ini. Sebab pesanan itu berarti banyak pekerjaan terserap," lanjutnya merujuk kepada pabrikan F-35, Lockheed Martin.

Pekan lalu, senator AS baik dari Republik maupun oposisi Demokrat mendesak Trump untuk menjatuhkan sanksi kepada Turki, dan memutus partisipasi mereka dari F-35.

Dalam pernyataan bersama, para Senator AS menyebut Erdogan telah menjalin kemitraan berbahaya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin karena menerima S-400.

"Penerimaan itu mengorbankan keamanan Turki, kemakmuran ekonomi, dan integritas aliansi NATO," demikian keterangan gabungan dari senator bipartisan.

Baca juga: Di Peringatan 3 Tahun Upaya Kudeta Turki, Erdogan Puji Sistem Rudal S-400

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Morgan Ortagus berkata, Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo tengah mengkaji UU pencegahan pembelian senjata dari Rusia atau CAATSA.

Saat ditanyakan apakah Turki bakal menghindar dari sanksi, Ortagus tidak menyebut spesifik. "Saya pikir presiden dan menlu bakal membuat keputusan berdasarkan apa yang mereka butuhkan sesuai peraturan AS," ucapnya.

Sebelumnya, Erdogan dengan yakin menyatakan Turki bakal menghindari sanksi menyusul pertemuan bilateralnya dengan Trump saat agenda KTT G20 di Osaka, Jepang.

Berbicara dalam peringatan tiga tahun upaya kudeta terhadap dirinya Erdogan menuturkan delapan pesawat sudah membawa sejumlah bagian dari S-400, dengan sisanya masih terus berdatangan.

"Atas izin Tuhan, mereka bakal dipasang dan berfungsi sepenuhnya pada April 2020," kata Erdogan di Istanbul seprti diwartakan Radio Free Europe Senin (15/7/2019).

Baca juga: Menurut Erdogan, Seharusnya NATO Senang jika Turki Beli Sistem Rudal S-400

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com