Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Restoran Jepang Ini Hanya Mau Layani Warga Negara Asing

Kompas.com - 17/07/2019, 07:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Sebuah restoran Jepang di Prefektur Okinawa menjadi sorotan setelah dia memutuskan untuk hanya melayani pelanggan warga negara asing, bukan lokal.

Akio Arima mengelola sebuah restoran ramen bernama Yaeyama Style di Ishigakijima, salah satu pulau indah yang berada di kawasan Okinawa, dan seharusnya ramai turis saat musim panas.

Namun dalam beberapa hari terakhir, dia hanya melayani dua orang pelanggan setelah menerbitkan sebuah pengumuman di pintu masuk restoran per 1 Juli lalu.

Baca juga: Ledakan di Restoran Jepang Diduga Akibat Gas dari Kaleng Semprot

Diberitakan Japan Today Selasa (16/7/2019), pengumuman itu berbunyi sebagai berikut:

Kepada pelanggan Jepang,

Kelakuan turis Jepang semakin memburuk dari tahun ke tahun. Karena itu, kami tidak akan mengizinkan pelanggan Jepang datang ke sini hingga September.

Kami hanya akan menerima warga negara lain dan kami meminta maaf kepada pelanggan lokal yang sudah makan di sini setiap tahun, dan meminta kerja sama mereka.

Kami bakal mempertimbangkan untuk melanjutkan kegiatan penjualan seperti biasa mulai dari Oktober.

Keputusan pria 42 tahun itu jelas menjadi kontroversi. Namun sebagaimana dikutip Oddity Central, dia merasa berhak setelah berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah.

Karena Yaeyama Style adalah restoran kecil dengan sekitar lusinan kursi, Arima meminta supaya setiap pelanggan untuk setidaknya memesan seporsi ramen.

Meski sudah memasang peraturan itu, masih ada pelanggan Jepang yang makan semangkuk dua orang. Belum lagi ada turis Jepang yang membawa makanan dan minuman dari luar.

Selain itu meski sudah diperingatkan, masih ada pelanggan yang membawa bayi hingga anak kecil ke dalam restoran, di mana mereka marah dan bertindak agresif.

Keadaan itu membuat pekerja paruh waktunya mengundurkan diri karena mengalami stres. Sehingga kini Arima mengaku hanya seorang diri menjalankan restoran tersebut.

Baca juga: Menikmati Gindara di Salah Satu Restoran Jepang Tertua di Jakarta

Di sisi lain, dia mengaku tidak mempunyai masalah ketika melayani tamu dari luar negeri seperti Hong Kong dan Taiwan karena mereka mematuhi aturannya.

"Orang Jepang berpikir bahwa pelanggan adalah raja. Jadi perilaku mereka buruk sekali. Saya pikir saya benar memutuskan demikian," beber Arima.

Buntut dari peraturan yang dia buat itu, bisnisnya kini sepi. Dia mengatakan dalam beberapa hari terakhir hanya menyajikan dua mangkuk ramen kepada pelanggan.

Selain itu, dia juga mendapat keluhan dari pelanggan setia. "Tetapi sementara saya akan seperti ini untuk relaks dan membersihkan restoran," akunya.

Ya, sementara. Meski mengaku bermasalah dengan perilaku pelanggan Jepang, dia yakin tidak semua seperti itu. Jadi, dia memikirkan sebuah metode.

Arima mempertimbangkan untuk membuat sebuah keanggotaan di mana bakal diserahkan kepada pelanggan yang cukup dia yakini bakal mematuhi peraturannya.

Baca juga: Taigi, Restoran Jepang dengan Masakan Autentik Hokkaido

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com