KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan kegiatan Desa Tangguh Bencana (Ekspedisi Destana) di tengah ancaman tsunami yang mengintai ratusan desa sepanjang Pantai Selatan Jawa, yang didiami lebih dari 600.000 jiwa.
Ekspedisi Destana akan diadakan mulai tanggal 11 Juli hingga 16 Agustus 2019 di desa rawan tsunami sepanjang Banyuwangi, Jawa Timur, hingga Banten.
Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Lilik Kurniawan, mengatakan program ini adalah respons cepat BNPB terjadap hasil kajian risiko bencana yang menunjukkan ada 5.744 desa di Indonesia berada di daerah rawan tsunami.
Baca juga: Gempa Magnitudo 6 Guncang Bali, Tidak Berpotensi Tsunami
Sebanyak 584 desa itu berada di Selatan Jawa.
Lilik mengatakan program penangguhan masyarakat perlu dilakukan agar masyarakat tahu cara menyelamatkan diri saat terjadi tsunami.
"Kalau misalnya hari ini ada tsunami terjadi di Selatan Jawa, kami khawatir korban akan sangat banyak," ujar Lilik.
Dalam program itu, kata Lilik, BNPB yang bekerjasama dengan pemerintah daerah dan sejumlah lembaga terkait, akan memastikan desa-desa itu memiliki sirine peringatan bencana, jalur dan tempat evakuasi, juga rambu-rambu evakuasi.
Baca juga: Diduga Sebar Hoaks Tsunami Pasca-gempa Maluku, Seorang Pria Diamuk Massa
Ia menyebut keberadaan rambu-rambu itu sangat penting mengingat daerah di Pantai Selatan Jawa adalah daerah pariwisata.
Menurut data BNPB, lebih dari 90 persen korban jiwa tsunami Pandeglang, Banten, tahun lalu, adalah wisatawan.
Lebih dari 400 jiwa meninggal dan hampir 1.500 orang luka-luka dalam bencana itu.
Kegiatan Ekspedisi Destana rencananya akan dilakukan di sejumlah sekolah, pasar, dan puskesmas di desa-desa.
"Jika Early Warning System (EWS) berbunyi, apa yang harus dilakukan? Kemana harus menghindarkan diri? Layanan fasilitas apa yang harus dimiliki daerah tertentu? Ini yang akan disimulasikan," ujarnya.
Sementara, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menyebut BMKG akan mensosialisasikan tiga level peringatan tsunami pada kegiatan ini.
Tahun depan, kegiatan serupa juga akan dilakukan di Pulau Sumatera, mulai dari Aceh hingga Padang.
Baca juga: Gempa di Malut Tak Berpotensi Tsunami, Warga Diimbau Tak Panik