ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memuji pembelian sistem rudal S-400 di tengah tiga tahun peringatan tiga tahun upaya kudeta Senin kemarin (15/7/2019).
Beberapa hari sebelum peringatan, Turki menerima gelombang pertama sistem pertahanan buatan Rusia itu di tengah tekanan AS supaya mereka membatalkan pembelian.
Baca juga: Menurut Erdogan, Seharusnya NATO Senang jika Turki Beli Sistem Rudal S-400
Kepada para pendukungnya yang berjumlah ribuan orang di Ankara, Erdogan menyatakan mereka sudah menerima sistem berkode NATO Sa-21 Growler itu.
"Beberapa orang berkata 'kita tidak mampu membelinya'. Namun Tuhan berkehendak gelombang terakhir pengiriman bakal terjadi April 2020," kata Erdogan dikutip AFP.
Peringatan upaya kudeta terhadap dirinya terjadi di tengah suasana serba kalut. Ekonomi memburuk, hubungan dengan AS merenggang, dan partainya kalah dalam pemilihan Istanbul Juni lalu.
Pada 2016, sekitar 250 orang terbunuh dan 2.000 orang terluka ketika terdapat faksi militer yang memberontak dan berusaha mengambil alih kekuasaan dari Erdogan.
Relasi dengan negara Barat mulai menjauh pasca-kudeta buntut pernyataan Turki yang menuduh mereka tidak memberikan dukungan.
Ribuan orang turun ke jalan sebagai respons setelah Erdogan menyerukan supaya mereka bersedia mengalahkan pemberontakan.
Di periode yang sama, mantan Perdana Menteri Turki itu mulai menjalin kedekatan relasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, dan menimbulkan kecemasan Eropa serta AS.
Dalam pidatonya, Erdogan menyatakan bahwa Turki mempunyai ambisi bakal melakukan produksi gabungan sistem pertahanan yang terbaru bersama Rusia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.