Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Erdogan, Seharusnya NATO Senang jika Turki Beli Sistem Rudal S-400

Kompas.com - 15/07/2019, 10:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut jika ada pihak yang diuntungkan dengan pembelian sistem rudal S-400, itu adalah NATO.

Dia menyebut organisasi negara Atlantik Utara itu seharusnya "bahagia" karena Turki bisa memperkuat pertahanan negara meski harus membeli sistem buatan Rusia itu.

"Jika Turki menjadi lebih kuat di kawasan, siapa lagi yang bakal lebih kuat? Tentunya aliansi sendiri," tutur Erdogan sebagaimana dikutip Russian Today Minggu (14/7/2019).

Baca juga: Erdogan: Jika AS Menolak Kirim Jet Tempur F-35, Itu Sama Saja Merampok

Pernyataan itu dia sampaikan setelah pejabat AS menuturkan Turki bisa terkena sanksi di bawah CAATSA, UU 2017 yang bertujuan mencegah sekutu membeli senjata Rusia.

Namun, hingga saat ini Washington masih belum menerapkan sanksi meski Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri DPR AS Eliot Angel menyebut Erdogan harus menerima "konsekuensi".

Meski anggota NATO, Turki kerap bersitegang dengan AS. Di antaranya adalah desakan Ankara supaya AS menyerahkan Fethullah Gulen, ulama yang diduga sebagai otak upaya kudeta 2016 melawan Erdogan.

Lebih lanjut, Erdogan menyatakan dia optimis Presiden Donald Trump tidak akan sampai menjatuhkan sanksi atas keputusannya membeli sistem rudal jarak jauh tersebut.

Dia menitikberatkan kepada percakapan hangat dengan Trump di sela KTT G20 Juni lalu. "Trump mempunyai wewenang untuk menunda penerapan CAATSA," paparnya.

Berbicara selepas pertemuan di Osaka, Jepang, Trump menyalahkan pemerintahan pendahulunya, Barack Obama, karena menolak menjual rudal Patriot ke Turki.

Erdogan mengulangi lagi ucapan Trump itu. "Tawarkan kami Patriot, dan kami akan membelinya dari kalian," ucapnya. Namun, dia mengaku membutuhkah alternatif.

Pasalnya, Turki mensyaratkan bersedia melakukan pembelian asalkan AS bersedia melakukan transfer teknologi, sesuatu yang mereka dapatkan dari S-400 Rusia.

Buntut pembelian sistem rudal berkode NATO SA-21 Growler itu, Turki terancam dikeluarkan dari program jet tempur F-35 yang merupakan proyek senjata termahal AS.

Gedung Putih khawatir jika Turki membeli S-400 dan menempatkannya di dekat F-35, pihak Rusia bisa mengetahui "rahasia" dari jet tempur generasi kelima tersebut.

Baca juga: S-400, Sistem Rudal yang Buat Negara Barat Gelisah

Mantan Penjabat Menteri Pertahanan Patrick Shanahan sempat menulis surat kepada koleganya, Menhan Turki Hulusi Akar, berisi peringatan agar Ankara membatalkan pembelian S-400.

Washington memberi tenggat waktu hingga 31 Juli mendatang. Jika tidak, para pilot maupun kru Turki yang tengah menjalani pelatihan di AS bisa dikeluarkan.

Erdogan mengemukakan Turki merupakan mitra strategis AS, dan telah membayar biaya hingga 1,25 miliar dollar, sekitar Rp 17,4 triliun, bagi program F-35.

Selain itu, Turki merupakan satu dari sembilan negara mitra pengembang F-35, dan telah memesan 100 unit. Menurut Erdogan, mereka masih "setia" kepada F-35.

Dia menegaskan kesetiaan itu harusnya dibayarkan dengan kerja sama pertahanan di masa depan. "Mari melakukan apa yang seharusnya mitra strategis lakukan," pungkasnya.

Baca juga: Abaikan Peringatan AS, Turki Terima Sistem Rudal S-400

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com