Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah eSwatini Larang Gelaran Kompetisi Sihir dan Dukun

Kompas.com - 11/07/2019, 20:11 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

MANZINI, KOMPAS.com - Sebuah kompetisi yang mengadu kemampuan dukun dan penyihir batal digelar akhir pekan ini, setelah dilarang oleh pemerintah eSwatini.

Kompetisi tersebut rencananya digelar di Manzini, kota terbesar kedua di eSwatini, sebuah negara di Afrika Selatan yang sebelumnya dikenal sebagai Swaziland.

"Kompetisi sihir dan dukun yang dimaksud tidak pernah terdengar di negara ini dan dianggap sebagai anomali dalam masyarakat eSwatini," kata juru bicara pemerintah, Percy Simelane, dalam sebuah pernyataan.

"Pemerintah tidak akan memberi persetujuan untuk kompetisi semacam itu. Siapa pun yang bersikeras melakukan kegiatan yang berkaitan dengan ilmu sihir akan menghadapi hukum secara penuh," lanjut pernyataan juru bicara.

Baca juga: 10 Anak di Tanzania Dibunuh dan Diambil Bagian Tubuhnya untuk Ritual Sihir

Pernyataan tersebut, yang diumumkan pada Selasa (9/7/2019), mengatakan Undang-Undang Ilmu Sihir tahun 1889 mendefinisikan ilmu perdukunan, sihir, dan praktik guna-guna sebagai pelanggaran yang dapat dihukum.

"Pemerintah tidak bisa hanya duduk diam dan menonton sementara kehidupan warga negara terpapar praktik ilegal dan aneh yang dapat meracuni pikiran penduduk Swazi, terutama anak-anak," ujar Simelane.

"Pemerintah tidak akan mengizinkan kompetisi guna-guna. Titik," tambahnya menegaskan.

Negara eSwatini menjadi negara monarki dengan kekuasaan raja absolut yang terakhir di dunia. Negara di Afrika Selatan yang kini dipimpin oleh Raja Mswati III, ini memiliki populasi 1,3 juta jiwa dengan mayoritas penganut agama Kristen dan aliran kepercayaan lokal.

Diberitakan Times of Swaziland, pada Rabu (10/7/2019), yang mengutip penyelenggara kompetisi, Africa Gama, menyatakan bahwa acara tersebut akan mengadu kemampuan dukun melawan tabib tradisional seperti yang digelar pada masa kepemimpinan raja sebelumnya, Sobhuza II, yang meninggal pada 1982.

"Raja khawatir akan persaingan yang tidak perlu antara tabib sehingga mereka dikumpulkan dalam satu tempat dan diperintahkan saling menunjukkan kemampuan mereka," kata pihak Africa Gama.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Terkait Sihir, 8 Orang Dihukum Mati di Papua Niugini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com