Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Ditahan di Korut, Mahasiswa asal Australia Bantah Tuduhan Jadi Mata-mata

Kompas.com - 10/07/2019, 12:37 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa asal Australia yang sempat ditahan otoritas Korea Utara selama sekitar dua pekan membantah tuduhan media di Pyongyang, yang menyebut dirinya adalah mata-mata.

Alek Sigley (29) mengatakan kabar yang menyebut dia ditahan atas tuduhan menjadi mata-mata adalah sepenuhnya salah. Dia pun mengatakan tidak akan kembali lagi ke negara tertutup itu.

Sigley yang kini tinggal bersama dengan istrinya di Jepang, sebelumnya sempat tinggal di ibu kota Korea Utara, Pyongyang dan tercatat sebagai mahasiswa Sastra Korea di Universitas Kim Il Sung.

Dia ditahan otoritas Korea Utara sejak 25 Juni 2019 sebelum dapat dibebaskan pada 4 Juli lalu dengan bantuan dari diplomat Swedia, karena Australia tidak memiliki perwakilan di Pyongyang.

Media pemerintah Korea Utara KCNA lantas menerbitkan laporan yang mengutip pernyataan Sigley selama dalam penahanan.

"(Alek) Sigley dengan jujur mengakui bahwa dia telah memata-matai dan mengumpulkan informasi internal kami, serta membagikannya dengan pihak lain."

Baca juga: Media Korea Utara: Mahasiswa Australia yang Ditahan adalah Mata-mata

"Dia berulang kali meminta maaf kepada kami karena telah melanggar kedaulatan negara kami," tulis laporan KCNA, dikutip AFP.

Sigley juga diketahui sempat bekerja pada media NK News, situs web yang mengkhususkan diri pada isu Korea Utara. Namun dirinya membantah telah memberikan informasi rahasia kepada pihak media.

"Tuduhan yang dijatuhkan kepada saya bahwa saya adalah mata-mata itu sangat jelas adalah hal yang salah," tulis Sigley, dalam twitnya, Selasa (9/7/2019).

"Satu-satunya materi tulisan yang saya berikan kepada NK News adalah tulisan yang sama dengan yang saya publikasikan secara publik di blog, dan hal yang sama berlaku pada setiap otlet media lainnya," tambahnya.

Sigley kemudian mengaku sedih karena tidak dapat menyelesaikan kuliah yang dilakukannya di Korea Utara. Meski mengaku masih tertarik dengan negara itu, namun Sigley menegaskan bahwa dia tidak akan kembali ke sana.

"Seluruh situasi ini membuat saya sangat sedih. Saya masih sangat tertarik dengan Korea Utara dan berharap untuk dapat melanjutkan penelitian akademis dan pekerjaan lain terkait negara itu." ujarnya dalam twit.

Baca juga: Dibebaskan Pyongyang, Mahasiswa Australia Disarankan Tak Kembali ke Korea Utara

"Tetapi saya tidak memiki rencana untuk mengunjungi Korea Utara lagi, setidaknya dalam jangka waktu pendek," ujar Sigley.

Dia menambahkan, perusahaannya, Tongil Tours, juga telah membatalkan semua tur ke Korea Utara sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.

"Saya mungkin tidak akan pernah lagi berjalan di jalanan Pyongyang, sebuah kota yang berada di tempat yang sangat istimewa di hati saya," tulisnya.

"Saya mungkin tidak akan pernah lagi melihat guru dan mitra saya di industri perjalanan, yang saya anggap teman dekat. Tapi itulah hidup." kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com