Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti Jejak Orangtuanya, Pria Asal Korsel Membelot ke Korea Utara

Kompas.com - 08/07/2019, 16:41 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Seorang pria asal Korea Selatan dikabarkan telah membelot ke Korea Utara, dalam kasus yang jarang terjadi, mengikuti jejak orangtuanya pada tahun 1980-an.

Penindasan dan kemiskinan yang terjadi selama berpuluh-puluh tahun di Korea Utara telah memaksa sekitar 30.000 penduduk negara itu untuk mengungsi ke negara tetangganya yang demokratis. Namun tindak pembelotan dari arah sebaliknya sangat jarang terjadi.

Choe In-guk, putra mantan menteri luar negeri Korea Selatan Choe Dok-shin, mengikuti jejak orangtuanya yang pindah ke Korea Utara bersama dengan istrinya. In-guk tiba di Pyongyang pada Sabtu (6/7/2019) lalu.

Dilaporkan media yang dikelola pemerintah Korea Utara, Uriminzokkiri, dalam rekaman video yang bertempat di bandara di Pyongyang, In-guk yang berusia 72 tahun mengatakan dirinya tiba di ibu kota Korea Utara untuk tinggal.

Baca juga: Otoritas Korea Utara Tangkap Pria Pensiunan yang Berusaha Membelot

"Saya tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan rasa terima kasih saya kepada Republik (Korea Utara) yan telah meneria saya," ujarnya dalam rekaman video yang diunggah ke situs media itu, Minggu (7/7/2019).

In-guk menambahkan jika dirinya telah memutuskan untuk tinggal di Korea Utara demi memenuhi keinginan kedua orangtuanya.

Sementara itu, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan, baru mengetahui kabar pembelotan In-guk setelah melihat pemberitaan di media Korea Utara, pada Senin (8/7/2019).

Pihak kementerian menegaskan tidak akan mengambil tindakan apa pun, termasuk melacak keberadaan In-guk di Utara, karena menghormati kebebasan untuk bergerak.

Sejumlah kecil penduduk Korea Selatan yang mengalami kesulitan ekonomi telah membelot ke Utara di masa lalu, namun Pyongyang memulangkan sebagian besar dari mereka karena dianggap memiliki nilai yang kecil dalam membangun propagandanya.

"Tahun lalu, dua warga Korea Selatan telah dipulangkan dari Utara," kata juru bicara kementerian unifikasi, Lee Sang-min, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.

Pihaknya menambahkan, pemerintah Korea Selatan tidak pernah secara khusus mencatat jumlah warganya yang membelot ke Korea Utara.

Baca juga: Pembelot Korut Ini Kisahkan Pengalaman Dijual Jadi Budak Seks di China

Pyongyang, yang berada di bawah sanksi ekonomi berat karena berupaya membangun kekuatan persenjataan nuklir, telah mencela para pembelot ke Korea Selatan sebagai "sampah manusia".

Sementara bagi negara tetangga, mereka yang menemukan jalan ke Korea Selatan adalah sumber penting untuk menjelaskan perlakuan brutal rezim terhadap warganya.

Pekan lalu, seorang jenderal Korea Selatan dipecat karena pelanggaran keamanan perbatasan setelah gagal mendeteksi sebuah kapal nelayan dari Korea Utara yang mengangkut empat orang dan berhasil melintasi lautan yang diawasi secara intens antara negara-negara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com