JAKARTA, KOMPAS.com - Jasa mendiang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho diulas The New York Times.
Dalam ulasan harian Amerika Serikat (AS) itu, pria yang akrab disapa Pak Topo tersebut merupakan sumber terpercaya informasi mengenai bencana di Indonesia.
Dipublikasikan pada Desember 2018, Sutopo memberikan informasi gempa bumi, banjir, tanah longsor, maupun tsunami Selat Sunda yang menewaskan lebih dari 400 orang.
Baca juga: Kepala Pusdatinmas BNBP Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Dunia di China
Namun di saat bersamaan, dia juga menghadapi "bencana" di mana meski dikenal sebagai pribadi yang tak merokok, dokter menyebut dia mengidap kanker paru Stadium 4.
Saat itu, Sutopo mengisahkan dokter berujar dia bakal hidup 1-3 tahun. "Saat saya mendengar vonis itu di Januari, saya sangat terkejut," terangnya.
Tetapi setelah mengatasi keterkejutannya, Sutopo mengatakan dia mulai menerima nasibnya. "Sama seperti warga yang terdampak gempa maupun tsunami," terangnya.
Kini di usia 49 tahun, dia memutuskan terus mendedikasikan hidupnya bagi pekerjaan yang membuatnya tak hanya dihormati kolega, tapi juga dipuji netizen di media sosial.
Di Twitter, dia mengunggah keterangan mengenai video tanah longsor, banjir, maupun gunung meletus. Dia juga tidak jarang mengunggah gambar ketika menjalani kemoterapi.
Ketika terjadi gempa berkekuatan 7.0 di Lombok pada Agustus 2018 yang membunuh 550 orang, dia masih bersedia menerima telepon awak media di sela perawatan.
Dan meski pun kanker itu menjalar ke tulang dan membuatnya dilanda kesakitan, Sutopo masih bersedia hadir dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.