Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Ancam Sita Kapal Inggris jika Kapal Tankernya Tak Dibebaskan

Kompas.com - 05/07/2019, 17:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Reuters

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran seharusnya melakukan aksi balasan kepada Inggris jika kapal tanker super mereka yang disita tidak pada pekan ini tidak dikembalikan.

Begitulah peringatan yang disampaikan seorang komandan Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Mohsen Rezai, di Twitter seperti dikutip Reuters Jumat (5/7/2019).

Dia menanggapi penyitaan kapal tanker super Grace 1 dalam misi yang dilakukan Marinir Inggris bekerja sama dengan kepolisian Gibraltar Kamis (4/7/2019).

Baca juga: Marinir Kerajaan Inggris Serbu Kapal Tanker Super Pakai Helikopter dan Speedboat

"Jika Inggris tidak mengembalikan kapal tanker Iran, maka otoritas Iran seharusnya juga berhak menyita kapal mereka," kata Rezai yang juga Sekretaris Dewan Kemanfaatan Iran.

Rezai menuturkan selama 40 tahun sejarah negara itu, mereka tidak pernah melakukan sikap bermusuhan. Namun mereka siap untuk membalas para pengganggu.

Sebelumnya, penyitaan kapal sepanjang 330 meter terjadi di tengah keputusan Iran untuk melanggar batas pengayaan uranium sesuai perjanjian nuklir 2015.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Moussavi di Twitter menyatakan, mereka sudah memanggil duta besar Inggris untuk menyampaikan protes.

"Setelah aksi ilegal terhadap kapal kapal tanker Iran di Selat Gibraltar oleh pasukan Inggris, duta besar mereka dipanggil," ulas Moussavi dalam keterangan resmi.

Kapal itu diserbu di lokasi empat km selatan Gibraltar yang dianggap sebagai perairan Inggris meski Spanyol menyatakan itu juga masuk dalam wilayahnya.

Marinir dan polisi Gibraltar melakukan penyerbuan ketika kapal itu melambat di area yang ditunjuk oleh agensi mereka untuk melakukan pengangkutan barang.

Dalam keterangan resminya, Menteri Utama Gibraltar Fabian Picardo menyatakan, mereka punya alasan untuk meyakini kapal itu membawa minyak mentah Iran ke Suriah.

"Kilang minyak Banyas merupakan properti dari entitas yang masuk ke dalam sanksi Uni Eropa terhadap Suriah. Kami telah menahan kapal dan kargonya," ujar Picardo.

Sementara Menteri Luar Negeri Spanyol Josep Borrell menuturkan dia sudah menulis surat kepada pemimpin Dewan maupun Komisi Eropa untuk menjabarkan sanksi yang telah diterapkan.

Baca juga: Marinir Inggris Sita Kapal Tanker Super Miliknya, Iran Protes

"Kapal itu ditahan atas permintaan dari AS," ulasnya. Badan Intelijen Pusat AS (CIA) diyakini sudah memantau pergerakan kapal itu dan meminta bantuan Inggris.

Sanksi Uni Eropa terhadap Suriah mulai diterapkan pada Mei 2011 setelah Presiden Bashar al-Assad menangkal demonstran anti-dirinya yang berujung pada perang sipil.

Iran yang merupakan sekutu dekat Assad juga berada dalam sanksi Washington yang melarang seluruh negara untuk membeli minyak, atau berisiko dihukum.

Sanksi itu diberlakukan setelah Presiden Donald Trump mengumumkan keluar dari perjanjian nuklir 2015 pada Mei tahun lalu, dengan menyebutnya sebagai "kesepakatan terburuk".

Baca juga: Trump Sebut Serangan Kapal Tanker di Teluk Oman Masalah Kecil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com