Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibebaskan Pyongyang, Mahasiswa Australia Disarankan Tak Kembali ke Korea Utara

Kompas.com - 05/07/2019, 16:39 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters,AFP

SYDNEY, KOMPAS.com - Mahasiswa Australia yang sempat diberitakan ditahan oleh otoritas Korea Utara selama sekitar sembilan hari, kini disarankan untuk tidak kembali ke negara itu.

Alek Sigley (29), mahasiswa Sastra Korea Universitas Kim Il Sung di Pyongyang sempat dilaporkan hilang pada 25 Juni lalu dan diduga telah ditahan otoritas Korea Utara.

Namun, Kamis (4/7/2019), Perdana Menteri Australia Scott Morrison menerima kabar jika Sigley telah dibebaskan oleh pemerintah Korea Utara.

"Saya dengan senang mengumumkan bahwa dia selamat dan kini dalam keadaan baik-baik saja," ujar Morrison yang menambahkan pembebasan mahasiswa Australia itu juga berkat pembicaraam yang dilakukan Swedia kepada Korea Utara.

Baca juga: Sempat Hilang Kontak, Mahasiswa Australia Dibebaskan Korut

Sigley kini dikabarkan tengah berada di Tokyo, Jepang, dan telah berkumpul kembali dengan istrinya, Yuka Morinaga.

Sigley meninggalkan Korea Utara dan terbang ke Beijing, China, di mana dia bertemu dengan pejabat Australia untuk melanjutkan penerbangan ke Tokyo.

Dia sempat terlihat di Bandara Haneda, namun menolak berkomentar di hadapan media, seraya berlalu sambil membuat tanda "V" yang mengekspresikan "perdamaian".

Pada Jumat (5/7/2019), Sigley menyampaikan pernyataan melalui email yang memberitahukan bahwa kondisi dirinya kini baik-baik saja.

"Saya hanya ingin semua orang tahu jika saya baik-baik saja. Saya sangat senang karena bisa berkumpul kembali dengan istri saya, Yuka, dan telah berbicara dengan keluarga saya di Perth, untuk meyakinkan mereka bahwa saya baik-baik saja," tulisnya.

"Saya sekarang bermaksud untuk kembali ke kehidupan normal," lanjutnya, sambil menambahkan bahwa dia berterima kasih kepada pemerintah Swedia dan Australia atas bantuan mereka dalam pembebasannya.

Otoritas Swedia memegang perann penting dalam pembahasan dengan Korea Utara karena Australia tidak memiliki kehadiran diplomatik di negara itu.

Baca juga: Diduga Ditahan Korea Utara, Mahasiswa Australia Hilang Kontak sejak Selasa

Diplomat Swedia, Kent Harstedt, yang membantu mengamankan pembebasan Sigley, mengatakan kepada Reuters bahwa dirinya tidak dapat mengungkapkan rincian terkait penahanan.

"Satu-satunya hal yang dapat saya sampaikan adalah bahwa kami menyambut Korea Utara yang siap mendengarkan argumen kami dan bahwa masalah ini dapat diselesaikan dengan sangat cepat, yang mana baik untuk semua pihak berkepentingan," kata Harstedt.

Sementara itu, seorang Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton, memperingatkan kepada Sigley untuk tidak kembali dan menjauhi Korea Utara di masa mendatang.

"Saran saya akan sangat jelas. Saya akan tinggal di Jepang. Saya akan kembali ke Korea Selatan.. tapi saya tidak akan kembali ke Australia," ujar menteri kepada jaringan Nine.

"Semua itu akan menjadi pilihan yang lebih baik daripada dia harus kembali ke Korea Utara," kata Dutton.

"Saya tidak berpikir dia akan menempatkan dirinya kembali dalam situasi itu...  karena itu bisa berakhir sangat berbeda," tambahnya.

Tidak diketahui bagaimana penahanan yang dilakukan otoritas Korea Utara terhadap Sigley, maupun alasan penahanan tersebut.

Baca juga: Jejakkan Kaki di Korea Utara, Trump Jabat Tangan Kim Jong Un

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com