Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Intelijen Iran: Amerika Takut dengan Kekuatan Militer Kami

Kompas.com - 04/07/2019, 20:04 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters

DUBAI, KOMPAS.com - Menteri Intelijen Iran Mahmoud Alavi menyebut bahwa Iran dan Amerika Serikat masih berpeluang untuk melakukan dialog, meski peluang tersebut sangat kecil.

Menurut Alavi, Washington dapat melakukan pembicaraan dengan Teheran hanya jika AS mengakhiri sanksi yang dijatuhkan terhadap negaranya.

Selain itu juga harus mendapat persetujuan dari otoritas tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Demikian dilaporkan kantor berita IRNA, pada Kamis (4/7/2019).

"Mengadakan dialog dengan AS hanya bisa dipertimbangkan oleh Iran jika (Presiden Donald Trump) mencabut sanksi dan pemimpin tertinggi kami memberikan izin untuk pembicaraan semacam itu," ujar Alavi, Rabu (3/7/2019) malam.

Baca juga: Netanyahu: Iran Telah Memeras Masyarakat Internasional

Di kesempatan yang sama, Alavi juga mengungkapkan alasan sebenarnya di balik keputusan AS yang membatalkan serangan udaranya ke Iran.

"Orang-orang Amerika itu takut dengan kekuatan militer Iran. Itulah alasan sebenarnya di balik keputusan mereka membatalkan keputusan untuk menyerang Iran," ujarnya.

Seperti diketahui, Trump mengatakan jika pihaknya telah membatalkan rencana serangan udara ke Iran pada menit-menit terakhir.

Pembatalan itu setelah Trump mendapat laporan jika serangan itu dapat menewaskan 150 orang dan menilai korban tersebut tak sebanding dengan tindakan Teheran menembak jatuh drone milik AS.

Ketegangan antara Iran dengan AS meningkat sejak Presiden Trump menarik Washington dari kesepakatan nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi pada tahun lalu.

Bulan lalu, Teheran mengungkapkan bakal menarik diri dari sebagian kesepakatan nuklir jika negara-negara penanda tangan tidak membuat kesepakatan baru untuk membantu Iran lepas dari tekanan sanksi, terutama dalam ekspor minyaknya.

Baca juga: Iran Klaim Cadangan Uraniumnya Telah Melebihi Batas

Teheran telah mengumumkan jumlah cadangan uraniumnya telah melampaui jumlah yang disyaratkan dalam kesepakatan sebanyak 300 kilogram dan berencana untuk mulai menaikkan tingkatan pengayaan uraniumnya.

Di bawah kesepakatan nuklir 2015, Iran diizinkan memperkaya uranium mereka pada tingkatan 3,67 persen, jauh di bawah 20 persen yang dicapai sebelum kesepakatan, maupun sekitar 90 persen pengayaan yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir.

Peningkatan pengayaan uranium itu akan mulai dilakukan Iran setelah 7 Juli mendatang, atau 60 hari sejak pengumuman yang dibuat Presiden Iran Hassan Rouhani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com