Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Hilang Kontak, Mahasiswa Australia Dibebaskan Korut

Kompas.com - 04/07/2019, 14:58 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

CANBERRA, KOMPAS.com - Pemerintah Australia menyatakan, mahasiswa yang tidak diketahui kabarnya sejak pekan lalu sudah dibebaskan oleh Korea Utara (Korut).

Alek Sigley, seorang mahasiswa yang belajar di Korut, menghilang tanpa jejak sekitar 23 Juni, memunculkan spekulasi dan kekhawatiran akan nasibnya selama sepekan.

Selama berhari-hari, keluarga Sigley tidak menerima kabar sehingga memicu rumor dia mungkin berada dalam daftar terbaru warga asing yang ditangkap polisi Korut.

Baca juga: Diduga Ditahan Korea Utara, Mahasiswa Australia Hilang Kontak sejak Selasa

Namun dilansir AFP Kamis (4/7/2019), Perdana Menteri Australia Scott Morrison berkata, dia mendapat kabar Sigley sudah dilepaskan oleh pemerintah Korut.

"Saya dengan senang mengumumkan dia selamat dan baik-baik," kata Morrison di hadapan parlemen dengan menuturkan, keputusan itu diambil setelah pertemuan antara Swedia dan Korut.

"Bebasnya Tuan Alek Sigley terjadi merupakan hasil dari pembicaraan diam-diam dengan para pejabat dalam menyelesaikan kasus konsuler yang rumit dan sensitif," lanjut Morrison.

Dia mengucapkan terima kasih kepada Swedia sebagai salah satu negara Barat yang mempunyai kedutaan di Pyongyang atas bantuan untuk membebaskan Sigley.

Berdasarkan pemberitaan media Australia dikutip BBC, Sigley sudah sampai di Beijing, China. "Saya baik, ya. Saya baik. Sangat baik," ujarnya kepada wartawan.

Ayah Sigley, Gary, kepada awak media setempat mengatakan keluarga sangat senang anaknya itu bisa selamat, dan mengaku dia melewatkan telepon karena sibuk "belanja".

Penahanan Sigley terjadi beberapa hari jelang pertemuan ketiga Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un di Panmunjom.

Trump sempat terlibat dalam kasus mahasiswa Universitas Virginia Otta Warmbier yang ditahan pemerintah Korut ketika berkunjung ke sana pada 2016 silam.

Dokter menyatakan, Warmbier menderita sejumlah kerusakan otak saat berada dalam penahanan, dan mengalami koma kemudian meninggal ketika kembali ke AS.

Namun, Sigley lebih familier karena selain mengejar gelar di jurusan Literasi Korea Universitas Kim Il Sung, juga mengelola agen wisata ke Korut.

Maret lalu, pria asal Perth itu mengklaim sebagai "satu-satunya orang Australia yang hidup di Korut", seperti dipublikasikan oleh The Guardian.

Sigley juga membuat blog berisi kehidupan sehari-hari di Korut. Dimulai dari pemandangan ketika mereka makan malam hingga ulasan aplikasi negara komunis.

"Tak seperti media Barat, Alek berusaha menghilangkan mitos Korut. Dia mencoba memahami orang di sini," ujar sang istri, Yuka Morinaga, yang berasal dari Jepang.

Baca juga: Seorang Mahasiswa asal Australia Dikhawatirkan Ditahan di Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com