CANBERRA, KOMPAS.com - Pemerintah Australia menyatakan, mahasiswa yang tidak diketahui kabarnya sejak pekan lalu sudah dibebaskan oleh Korea Utara (Korut).
Alek Sigley, seorang mahasiswa yang belajar di Korut, menghilang tanpa jejak sekitar 23 Juni, memunculkan spekulasi dan kekhawatiran akan nasibnya selama sepekan.
Selama berhari-hari, keluarga Sigley tidak menerima kabar sehingga memicu rumor dia mungkin berada dalam daftar terbaru warga asing yang ditangkap polisi Korut.
Baca juga: Diduga Ditahan Korea Utara, Mahasiswa Australia Hilang Kontak sejak Selasa
Namun dilansir AFP Kamis (4/7/2019), Perdana Menteri Australia Scott Morrison berkata, dia mendapat kabar Sigley sudah dilepaskan oleh pemerintah Korut.
"Saya dengan senang mengumumkan dia selamat dan baik-baik," kata Morrison di hadapan parlemen dengan menuturkan, keputusan itu diambil setelah pertemuan antara Swedia dan Korut.
"Bebasnya Tuan Alek Sigley terjadi merupakan hasil dari pembicaraan diam-diam dengan para pejabat dalam menyelesaikan kasus konsuler yang rumit dan sensitif," lanjut Morrison.
Dia mengucapkan terima kasih kepada Swedia sebagai salah satu negara Barat yang mempunyai kedutaan di Pyongyang atas bantuan untuk membebaskan Sigley.
Berdasarkan pemberitaan media Australia dikutip BBC, Sigley sudah sampai di Beijing, China. "Saya baik, ya. Saya baik. Sangat baik," ujarnya kepada wartawan.
Ayah Sigley, Gary, kepada awak media setempat mengatakan keluarga sangat senang anaknya itu bisa selamat, dan mengaku dia melewatkan telepon karena sibuk "belanja".
Penahanan Sigley terjadi beberapa hari jelang pertemuan ketiga Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un di Panmunjom.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.