Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Udara Hantam Kamp Migran di Libya, Hampir 40 Orang Tewas

Kompas.com - 03/07/2019, 14:36 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

TRIPOLI, KOMPAS.com - Serangan udara yang menerjang wilayah pinggiran ibu kota Libya pada Selasa (2/7/2019) malam, menghantam kamp penampungan migran dan menewaskan hampir 40 orang.

Serangan diduga dilancarkan oleh pasukan militer di bawah jenderal Khalifa Haftar, yang telah berupaya merebut kendali kota Tripoli sejak tiga bulan lalu.

"Setidaknya 70 orang terluka dalam serangan yang menghantam pusat penampungan di Tajoura. Ini baru penilaian awal dan jumlah korban masih bisa bertambah," ujar juru bicara layanan darurat Libya, Osama Ali, kepada AFP.

Ali menambahkan, sebanyak 120 migran tengah ditempatkan di kamp saat serangan udara berlangsung.

Baca juga: Pentagon Selidiki Temuan Rudal AS di Markas Pasukan Haftar di Libya

Seorang fotografer AFP mengatakan melihat jenazah para korban bergelimpangan, dengan barang-barang dan pakaian yang berlumuran darah.

Tim penyelamat dikerahkan untuk mencari korban yang selamat di bawah reruntuhan bangunan kamp, sementara puluhan mobil ambulans dikirim ke lokasi yang terdampak serangan.

Pemerintah Nasional Libya (GNA), yang diakui internasional dan berbasis di Tripoli, mengecam serangan tersebut sebagai "kejahatan keji" dan menuding "penjahat perang Khalifa Haftar" sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan.

Tentara Nasional Libya (LNA), pasukan militer pimpinan Haftar, yang menguasai sebagai wilayah timur dan selatan Libya, telah kembali melancarkan serangan untuk merebut ibu kota Tripoli sejak awal April.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang menghantam kamp penampungan migran tersebut. Namun media pro-Haftar pada Selasa malam melaporkan serangkaian serangan udara dilancarkan ke Tripoli dan Tajoura.

Pinggiran kota Tajoura, yang menjadi lokasi sejumlah situs militer milik kelompok bersenjata pro-GNA, secara teratur menjadi sasaran serangan udara oleh pasukan Haftar.

Sementara Badan Pengungsi PBB, UNHCR, mengaku sangat prihatin atas laporan serangan yang menghancurkan pusat migran.

"UNHCR sangat prihatin dengan kabar serangan udara yang menargetkan pusat penampungan migran Tajoura, di timur Tripoli, serta laporan adanya korban tewas dari para pengungsi dan migran," tulis badan pengungsi PBB melalui akun Twitter-nya.

Baca juga: Misil dan Drone Buatan China Disebut Dipakai dalam Konflik di Libya

"Warga sipil seharusnya tidak menjadi target," lanjut pernyataan UNHCR, dikutip AFP.

Libya telah dilanda kekerasan dari pemberontakan sejak 2011, yang menentang diktator Moamar Kadhafi. Meski demikian negara itu masih menjadi jalur utama bagi para migran yang ingin mencapai wilayah Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com