Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2019, 13:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com — Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut mereka mengalami "kehilangan besar" atas musibah kebakaran di kapal selam yang menewaskan 14 pelaut.

"Itu bukan kapal biasa. Itu adalah kapal penelitian," kata Putin di sela-sela pertemuan dengan Menteri Pertahanan Sergey Shoigu seperti dikutip Russian Today Selasa (2/7/2019).

Baca juga: Kebakaran di Kapal Selam Rusia, 14 Pelaut Tewas

Putin menyebut kapal selam itu berisi para profesional yang berkualitas dan menyatakan kematian 14 pelaut merupakan kehilangan besar tak hanya bagi armada, tapi juga Rusia.

Dia menjabarkan dua dari 14 korban tewas di kapal penelitian itu merupakan penerima "Pahlawan Rusia" yang merupakan gelar kehormatan tertinggi di sana.

Adapun tujuh korban lain merupakan perwira angkatan laut dengan pangkat "kapten kelas pertama". Putin kemudian memerintahkan Shoigu untuk berangkat ke Severomorsk, tempat kapal itu berlabuh.

Sebelumnya pada Senin (1/7/2019), Angkatan Laut Rusia menyatakan kapal selam mereka terbakar ketika terjun dalam operasi untuk mengeksplorasi dasar laut.

Komite Investigasi Rusia langsung menggelar penyelidikan dengan AL Rusia juga mengumumkan menggelar pengusutan yang dipimpin langsung komandan mereka, Nikolay Evmenov.

Direktur Badan Keselamatan dan Radiasi Nuklir Norwegia Per Strand berkata, dia mengutip pejabat Rusia yang berujar kebakaran diduga berasal dari ledakan gas.

"Jajaran kami tidak mendeteksi adanya radiasi yang berada di atas kewajaran berkenaan dengan insiden tersebut," kata Strand seperti diwartakan Reuters.

Kementerian Pertahanan Rusia kemudian membantah laporan itu karena mereka mengaku tidak memberikan informasi apa pun kepada pejabat Norwegia.

Baca juga: Norwegia Sebut Insiden Kapal Selam Rusia Akibat Ledakan Gas

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com