Warga dapat ikut menyaksikan melalui Observatorium yang dilengkapi teleskop yang kuat. Acara turut dimeriahkan dengan dialog dan lokakarya.
Para ilmuwan dan astronom memanfaatkan momen gerhana matahari itu untuk melakukan serangkaian percobaan dan akan menggunakan data yang dikumpulkan dari mempelajari gerhana untuk memverifikasi beberapa teori.
"Gerhana adalah kesempatan untuk mempelajari bagian luar atmosfer, yang merupakan korona, karena bulan menutupi seluruh bagian tengah Matahari," ujar Matias Jones.
Sementara menjelang gerhana, dimanfaatkan sebagian pedagang kaki lima untuk mendapatkan untung dari berjualan kacamata khusus untuk melihat gerhana.
Sepasang lensa berbingkai kardus sekali pakai dijual dengan harga mencapai 10 dollar AS atau sekitar Rp 140.000.
"Ini adalah sesuatu yang luar biasa langka yang mungkin tidak akan pernah kita lihat lagi," kata Marcos Sanchez, pensiunan berusia 53 tahun asal Santiago.
Dia rela membeli 16 pasang lensa dari pedagang eceran di pusat kota untuk dirinya dan keluarganya agar dapat menyaksikan secara langsung fenomena alam itu.
Baca juga: Gerhana Matahari Total di Pasifik, berkat Internet Orang Indonesia Bisa Melihatnya