Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Kamp Uighur di China, Menteri Urusan Agama Malaysia Dikecam

Kompas.com - 02/07/2019, 21:26 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Menteri Urusan Agama Malaysia Mujahid Yusof Rawa mengungkapkan bahwa dirinya berkesempatan mengunjungi kamp pemusatan etnis Uighur di China.

Namun Mujahid justru menuai kecaman setelah menggambarkan kamp tersebut sebagai institusi vokasional dan kejuruan.

Mujahid berkesempatan melakukan perjalanan selama tujuh hari ke China pekan lalu dan salah satunya adalah mengunjungi kamp di wilayah Xinjiang.

Otoritas China mengatakan telah menempatkan sekitar satu juta orang, sebagian besar merupakan etnis minoritas Muslim Uighur, ke kamp di Xinjiang yang bertujuan untuk menjauhkan mereka dari ekstremisme.

Baca juga: China Disebut Pakai Teknologi AI untuk Kenali Warga Uighur

Mujahid kemudian mengunggah sebuah foto ke laman Facebook miliknya yang menunjukkan orang-orang yang duduk di sebuah ruangan dan mendeskripsikannya sebagai institusi pelatihan.

"Kunjungan ke lembaga kejuruan dan pelatihan untuk komunitas etnis Uighur di Xinjiang," tulis keterangan dalam foto yang diunggah pada 26 Juni itu.

Unggahan Mujahid itu seolah mengamini pernyataan pemerintah China yang menyebut tidak ada pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis Uighur di kamp konsentrasi Xinjiang.

Kecaman atas pernyataan menteri Malaysia itu salah satunya datang dari organisasi Amnesti Internasional, yang mengaku sangat kecewa atas pernyataan Mujahid.

"Orang-orang Uighur dan minoritas lainnya yang ditahan di kamp-kamp menjadi sasaran indoktrinasi politik secara paksa, penyangkalan keyakinan, perlakuan buruk, dan beberapa mengalami kasus penyiksaan," kata Shamini Darshni Kaliemuthu, direktur eksekutif Amnesti Internasional Malaysia.

"Tempat itu bukan lembaga vokasional dan pelatihan seperti yang tampaknya dikunjungi oleh menteri," lanjut pernyataan itu.

Menurut dugaan yang dikutip oleh panel PBB, lebih dari satu juta warga Uighur dan minoritas Muslim keturunan Turki lainnya ditahan di pusat-pusat penahanan di Xinjiang.

Seorang pejabat AS sebelumnya mengatakan bahwa situs itu merupakan kamp konsentrasi, deskripsi yang ditolak secara tegas oleh Beijing.

Baca juga: Warga Uighur Minta Bukti Hidup Keluarga Mereka yang Ditahan Pemerintah China

China menggambarkan mereka sebagai "pusat pelatihan vokasional" yang vital dalam perang melawan sentimen separatis dan ekstremisme agama.

Mujahid, dalam kesempatannya, membela tindakannya dalam sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa kunjungannya ke China juga melibatkan aspek-aspek lain.

"Ini termasuk membangun jaringan kerja sama global Malaysia dengan China untuk bertukar pandangan dan informasi tentang isu-isu seperti perdamaian dan keagamaan," ujarnya, dikutip The New Arab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com