Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa di Hong Kong, Trump: Mereka Hanya Ingin Demokrasi

Kompas.com - 02/07/2019, 08:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengomentari aksi protes di Hong Kong di mana massa kemudian menduduki gedung parlemen setempat.

Kepada awak media di Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa demonstrasi yang terjadi di Hong Kong merupakan keinginan dari massa dalam mencari demokrasi.

"Saya pikir sebagian besar orang menginginkan demokrasi. Sayangnya, ada pemerintah yang tidak menghendakinya," ujar Trump seperti dikutip AFP Senin (1/7/2019).

Baca juga: Rebut Gedung Parlemen Hong Kong dari Pendemo, Polisi Gunakan Gas Air Mata

"Ini makna seluruhnya. Ini adalah tentang demokrasi. Tidak ada hal yang lebih baik dari itu," terang presiden ke-45 dalam sejarah Negeri "Uncle Sam" itu.

Selain Trump, Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menyatakan Washington berharap China, seperti negara lainnya, untuk mematahui kewajiban internasional terkait Hong Kong.

Pernyataan Bolton itu menuai respons dari Beijing. Juru bicara kementerian luar negeri Geng Shuang dalam konferensi pers meminta negara lain tak ikut campur.

"Masalah di Hong Kong merupakan urusan dalam negeri China. Tidak ada negara asing yang mempunyai hak untuk ikut-ikutan dalam menanganinya," tegasnya dilansir Sky News.

Aksi protes pada Senin terjadi di tengah peringatan 22 tahun kembalinya Hong Kong yang awalnya merupakan bagian dari koloni Inggris kembali ke China.

Ratusan pengunjuk rasa memasuki gedung utama di mana menurunkan foto dan menulis slogan pro-demokrasi menggunakan cat semprot pada Senin sore waktu setempat.

Aksi massa tersebut disinyalir adalah bentuk rasa frustrasi mereka atas sikap pemerintah yang tidak merespons tuntutan dalam aksi tiga pekan terakhir.

Adapun sejak Juni, massa turun ke jalan memprotes usul UU Ekstradisi yang ditakutkan menargetkan lawan politik untuk diekstradisi ke Beijing.

Frustrasi itu membuat massa penentang turun ke jalan dan menuntut supaya UU Ekstradisi tersebut dibatalkan, dan Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengundurkan diri.

Baca juga: Berusaha Masuk Gedung Legislatif Hong Kong, Pengunjuk Rasa Pecahkan Kaca

Dalam konferensi pers pukul 04.00 waktu setempat, Lam mengecam para pendemo yang sudah merusak gedung parlemen dan melakukan vandalisme di dalamnya.

"Saya berharap sebagian besar masyarakat bisa sepakat ini adalah kekerasan. Adalah hak kita untuk mengecamnya dan saya berharap keadaan bisa berangsur normal," paparnya.

Juru bicara Amnesty International di Hong Kong Man-Kei Tam berkata, Lam seharusnya mengumumkan pembatalan UU Eksekutif jika dia adalah pemimpin yang bertanggung jawab.

Pemimpin pro-demokrasi Jimmy Sham menyatakan Lam tidak mendengarkan tuntutan mereka karena dia pemimpin yang dipilih oleh elite pro-China.

"Kami tahu bahwa Carrie Lam bisa menjadi sesombong itu karena dia dilindungi oleh sistem cacat ini," kecam Sham yang mengorganisasi aksi massa Senin.

Baca juga: Bentrok dengan Massa Anti-Pemerintah, Polisi Hong Kong Gunakan Tongkat dan Semprotan Merica

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com