PANMUNJOM, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut pendahulunya, Barack Obama, "memohon" untuk bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Trump bertemu dengan Kim di zona demiliterisasi Panmunjon, Korea Selatan (Korsel), dan menjadi presiden pertama AS yang menginjakkan kakinya di Korut.
Baca juga: Trump Undang Kim Jong Un untuk Berkunjung ke AS
Kepada awak media, Trump mengatakan bahwa pemerintahan Obama berusaha untuk melakukan pertemuan dengan Kim. Namun tidak mendapatkan jawaban darinya.
"Pemerintahan Presiden Obama memohon terus-menerus untuk bertemu dan Pemimpin Kim tak menemuinya. Dan untuk sejumlah alasan, kami menemukan keserasian," ujarnya.
Dilansir Newsweek Minggu (30/6/2019), ucapan Trump itu mendapat respons dari mantan Direktur Intelijen Nasional AS di bawah era Obama, James Clapper.
Hadir dalam program televisi CNN's State of the Union Minggu pagi waktu setempat, Clapper hampir tidak bisa menyembunyikan reaksi kala mendengarkan konferensi pers Trump.
"Saya tidak tahu dari mana dia (Trump) mendapatkan kabar itu," terang Clapper. Dia berujar mengikuti kebijakan yang diberikan Obama tentang Korut.
"Saya bisa mengingat Presiden Obama tidak menunjukkan minat untuk bertemu dengan Pemimpin Kim. Ini hal baru bagi saya," lanjut mantan pejabat 78 tahun itu.
Selain itu, purnawirawan Letnan Jenderal Angkatan Udara itu juga mempertanyakan apakah Kim bersedia untuk menyerahkan senjata nuklir kepada Trump.
Clapper juga menuturkan dia mempertanyakan jika Korut bersedia melakukannya setelah melihat Washington menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran.
Meski Iran sudah melaksanakan ketentuan perjanjian yang diteken negara besar seperti Rusia hingga China, Trump mengumumkan menarik diri pada Mei tahu lalu.
"Saya tidak percaya Kim mempunyai rencana jangka panjang untu denuklirisasi. Mengapa mereka melakukannya? Itu adalah tiket untuk keberlangsungkan mereka," paparnya.
Selain Clapper, penasihat keamanan nasional di era Obama Ben Rhodes juga berkomentar di Twitter dengan menyebut presiden 73 tahun itu telah berbohong.
"Trump bohong. Saya di sana selama delapan tahun. Obama tidak pernah berusaha bertemu Kim. Kebijakan luar negeri bukanlah drama realitas," tegas dia.
Baca juga: Trump: Jika Kim Jong Un Tak Muncul, Saya Bakal Terlihat Jelek di Media
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.