Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Presiden AS Ini Sebut Trump Menangi Pemilu 2016 Berkat Rusia

Kompas.com - 30/06/2019, 14:25 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

LEESBURG, KOMPAS.com - Mantan presiden AS Jimmy Carter menyebut kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden pada 2016 lalu adalah berkat Rusia.

Presiden ke-39 AS yang menjabat pada 1977-1981 itu meyakini meyakini jika Rusia teah ikut campur dalam pemilu.

"Tidak diragukan bahwa Rusia memang ikut campur dalam pemilihan presiden 2016," ujar Carter dalam diskusi panel Carter Center di Leesburg, Virginia, pada Jumat (28/6/2019).

"Dan saya pikir intervensi, meskipun belum dikuantifikasi, jika diselidiki sepenuhnya maka akan menunjukkan bahwa Trump tidak benar-benar memenangkan pemilu pada tahun 2016," kata mantan presiden berusia 94 tahun itu.

Baca juga: Dalai Lama: Presiden AS Kurang Memiliki Prinsip Moral

"Dia (seharusnya) kalah dalam pemilihan, dan dia bisa berada di kantor (Gedung Putih) karena Rusia ikut campur atas namanya," ujar Carter, dikutip AFP.

Pernyataan keras Carter, presiden dari partai Demokrat yang terpilih dalam pemilu AS 1976 dan dikalahkan Ronald Reagan dari partai Republik empat tahun berselang itu disampaikan menjawab pertanyaan tentang pendapatnya mengenai apakah Trump adalah presiden yang tidak sah.

"Berdasarkan atas apa yang baru saja saya sampaikan yang tidak bisa saya tarik kembali, maka saya akan menjawab iya," kata Carter.

Sementara mantan wakil presiden Carter, Walter Mondale, yang juga hadir dalam diskuri itu, turut menyampaikan komentar negatif terhadap Trump.

Mondale mengatakan, terpilihnya Donald Trump sebagai presiden bisa disebut sebagai sejarah yang langka.

"Kami belum pernah memiliki orang seperti itu, bahkan di lingkungan sekitar Gedung Putih," ujar Mondale yang telah berusia 91 tahun.

"Dokter mengatakan kepada saya bahwa mereka berpikir melihat adanya gejala kejiwaan atau masalah psikologis dalam dirinya," lanjutnya.

Mondale juga mengatakan bahwa Trump turut bertanggung jawab atas munculnya gelombang pemimpin otoriter sayap kanan di seluruh dunia.

Baca juga: Mantan Presiden AS Jimmy Carter Jalani Operasi Pinggul

"Mereka melihat sosok presiden seorang pemicu lonjakan sayap kanan ini yang terjadi di dunia," katanya.

"Dia secara terbuka mencintai para pemimpin otoriter, memiliki penghinaan terhadap para pemimpin Demokrat," tambahnya.

"Retorikanya, kekerasan, perpecahannya, segala jenis kebencian ini, adalah bentuk dorongan kebencian," kata Mondale.

"Seumur hidup, saya belum pernah melihat sosok presiden Republik melakukan hal seperti itu. Dia punya sesuatu dalam dirinya yang menjijikkan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com