Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah 7 Fakta Menarik Ketegangan AS dan Iran

Kompas.com - 27/06/2019, 14:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif kemudian merespon dengan menegaskan negara mereka tidak ingin mengembangkan nuklir untuk dijadikan senjata.

Zarif menjelaskan mereka tidak ingin mengembangkan senjata nuklir karena dilarang dalam Islam.

Baca juga: Iran: Islam Melarang Kami Memproduksi Senjata Nuklir

5. Pemimpin Tertinggi Iran Ogah Berunding dengan AS

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei tampil di hadapan publik setelah dirinya disanksi oleh AS dan menyatakan negaranya tidak akan tunduk pada apa pun.

Dalam pidato di hadapan rakyat Teheran, pemimpin berusia 80 tahun itu menuturkan tekanan yang diberikan Washington kepada mereka tidak memberi pengaruh.

Dia menegaskan Iran tidak akan tunduk terhadap tekanan itu. "Iran mencari martabat, kemerdekaan, dan kemajuan. Jadi tekanan dari musuh kejam ini tak berpengaruh," tutur dia.

Baca juga: Disanksi Trump, Pemimpin Tertinggi Iran Ogah Berunding dengan AS

6. Ejekan Presiden Iran kepada Trump

Presiden Iran Hassan Rouhani melontarkan kecaman serta ejekan kepada Presiden Trump setelah Gedung Putih mengumumkan sanksi kepada sejumlah pejabat seniornya.

Rouhani mengatakan, AS melakukan kebohongan ketika menawarkan perundingan. Sebab di sisi lain, mereka juga menjatuhkan sanksi kepada Menlu Zarif.

Selain itu, Rouhani menyebut tekanan terbaru AS merupakan tindakan yang "keterlaluan serta bodoh". "AS menderita keterbelakangan mental," ujarnya.

Baca juga: Presiden Iran: AS Menderita Keterbelakangan Mental

7. Trump Sebut Iran Bisa Lenyap jika Melakukan Serangan

Trump melalui serangkaian kicauannya menanggapi dengan berkata bahwa pernyataan Rouhani adalah penghinaan, dan menyebut Iran bakal lenyap jika berani menyerang kepentingan AS.

Selain itu, Trump mengklaim kekuatan militer AS terkuat di dunia berkat dana jumbo yang dihabiskan dalam dua tahun terakhir. Dia mengaku tak ingin perang dengan Iran.

Namun jika akhirnya terjadi, presiden ke-45 dalam sejarah Negeri "Uncle Sam" itu yakin militernya bakal superior sehingga perang tak bakal berlangsung lama.

Baca juga: Trump: Iran Bakal Lenyap jika Serang Orang Amerika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com