Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Candy Bomber", Saat AS Berupaya Menarik Hati Warga Jerman akibat Blokade Uni Soviet

Kompas.com - 27/06/2019, 10:19 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada bulan Juni 1948, Uni Soviet yang menguasai Jerman bagian timur mulai memblokade Berlin. Perubahan suhu politik di pihak Sekutu setelah kekalahan Adolf Hitler dan Nazi menyebabkan Uni Soviet tak mau merekonstruksi Jerman yang kalah perang.

Jutaan warga Jerman mulai kelaparan dan tak mendapat pasokan logistik. Muncul inisiatif dari Inggris dan Amerika Serikat untuk meredam ketegangan di Jerman dengan mengirimkan bantuan.

Saat ini, bantuan ini dikenal dengan sebutan "Berlin Airlift" atau bantuan udara besar-besaran.

Para pilot AS dan Inggris menerbangkan pesawat berkapasitas besar dan dilakukan secara bertahap. Bantuan makanan, obat-obatan, pakaian, dan minuman dibawa dalam misi kemanusiaan ini.

Kedatangan pesawat ini disambut meriah oleh warga Jerman. Tak heran jika melintas melewati Berlin, teriakan mulai terdengar dari dalam kota.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Misi Pengiriman Makanan dan Sebab Berdirinya Tembok Berlin

Namun, ada salah satu yang unik dalam proses pengiriman ini. Salah satu pilot asal Utah Amerika Serikat bernama Gail Halvorsen tak hanya membawa logistik saja, melainkan juga permen.

Pesawat yang dikemudikan olehnya terbang pada ketinggian tertentu, dan melemparnya dari angkasa. Warga Jerman kemudian memberikan julukan "Candy Bomber" atau pengebom permen.

Hujan permen menjadi pemandangan yang biasa ketika pesawat yang dikemudikannya melewati Berlin. Sambutan luar biasa masih tertuju kepadanya sampai hari ini.

Setiap tahunnya, ketika perayaan pencabutan blokade, Kolonel Gail Harvorsen selalu mendapatkan undangan dari Jerman.

Candy bomber

Gail HalvorsenSmithsonian Gail Halvorsen

Pilot Gail Halvorsen lahir di Salt Lake, Utah, Amerika Serikat pada 1920. Dia terlatih dalam dunia penerbangan dan mendapatkan mandat untuk melakukan aksi mengantar bahan logistik ke Berlin.

Ketika berada di Lapangan Udara Tempelhof, Berlin dia bertemu dengan anak-anak Jerman. Mereka secara tak sengaja bertanya pada Halvorsen mengenai apakah ada bantuan permen yang khusus kepadanya.

Mendapat pertanyaan tersebut, Halvorsen kemudian mengambil permen dari sakunya dan memberikan kepada anak tersebut. Dia berjanji pada penerbangan berikutnya akan menjatuhkan permen dari angkasa.

Pada penerbangan berikutnya, Halvorsen menjatuhkan permennya dari angkasa. Segalanya berawal dari sana, dan banyak anak mulai tahu bahwa pesawat itu dikemudiakan oleh Halvorsen.

Beberapa surat kabar mulai memberitakannya dan atasan Halvorsen menyadarinya. Tak lama setelah itu, pasokan permen mulai diperbanyak.

Baca juga: Mengenal 5 Pesawat Pengisi Bahan Bakar Terbesar di Dunia

Blokade dan pembebasan

Blokade Uni Soviet atas Berlin berdampak luas biasa bagi kehidupan warga Jerman. Jutaan orang kelaparan dan menderita sakit. Ketakutan muncul dari mereka akan terjadinya perang lagi.

Dua hari setelah blokade tersebut, pilot-pilot Inggris dan Amerika Serikat mulai melakukan aksi penerbangan membawa bantuan logistik.

Dilansir dari Smithsonian, aksi kemanusiaan yang dilakukan Inggris dan Amerika Serikat terbilang membantu Jerman.

Selama tahun berikutnya, pesawat-pesawat AS dan Inggris melakukan hampir 300.000 penerbangan, mengirimkan lebih dari 2 juta ton makanan, bahan bakar, dan pasokan lain untuk menjaga lebih dari 2 juta orang tetap hidup.

Penerbangan ini harus sesuai prosedur, karena kalau menyimpang dari wilayah tertentu akan membuat Uni Soviet marah. Akhirnya pada Mei 1949, blokade ini ditarik oleh Uni Soviet karena banyak protes dari masyarakat internasional.

Namun, Uni Soviet kemudian melakukan sejumlah langkah politis, terutama untuk menanamkan pengaruhnya di Jerman bagian Timur. Tak lama setelah itu, berdirilah Republik Demokratik Jerman atau Jerman Timur pada 7 Oktober 1949.

Tidak hanya itu, kemudian dibangun Tembok Berlin pada 1961 untuk memisahkan dua wilayah Jerman yang terbelah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com