Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Misi Pengiriman Makanan dan Sebab Berdirinya Tembok Berlin

Kompas.com - 26/06/2019, 13:46 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Sumber History

Biasanya pesawat mendarat di Bandara Tempelhof, Berlin setiap empat menit. Pilot menerbangkan pesawat pulang-pergi setiap harinya

Uni Soviet akhirnya menarik blokade ini pada Mei 1949 setelah mendapat cemoohan dari masyarakat internasional. Sebab, Uni Soviet menjadikan laki-laki, perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah mengalami kesulitan dan kelaparan.

Namun Angkutan udara yang disebut Die Luftbrucke atau "jembatan udara" dalam bahasa Jerman masih berlanjut hingga September 1949. Total pengiriman lebih dari 1,5 juta ton dan total biaya lebih dari 224 juta dollar.

Tembok Berlin

Imbas dari semua ini memunculkan reaksi keras Uni Soviet yang ketika itu menduduki Jerman Timur. Pada 7 Oktober 1949, Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) dideklarasikan.

Sejak itu, Uni Soviet memiliki kewenangan penuh terhadap militer, polisi, dan administrasi di wilayah Jerman Timur. Selain itu, tembok pembatas juga dibuat.

Para tentara meletakkan kawat berduri sepanjang 100 mil di perbatasan Berlin Timur. Kawat itu segera diganti dengan dinding beton setinggi enam meter, sepanjang 96 mil, lengkap dengan menara jaga, pos senapan mesin, dan lampu sorot.

Akibatnya, hubungan warga Berlin di bagian barat dan timur terputus satu sama lain. Namun akhirnya, tembok ini dihancurkan pada November 1989 setelah massa Jerman Timur dan Jerman Barat sepakat untuk membongkarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Sumber History
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com