Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berencana Gabung ISIS, Singapura Tahan Warga yang Radikal

Kompas.com - 25/06/2019, 19:03 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Aparat Singapura dilaporkan menahan seorang warganya yang berencana ke Suriah untuk bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Kementerian Dalam Negeri dikutip Straits Times Selasa (25/6/2019), warga bernama Imran Mahmood ditangkap Januari lalu di bawah UU Keamanan Dalam Negeri (ISA).

Pria 40 tahun itu diberitikan menjadi radikal sejak 2013 ketika dia menghabiskan waktunya untuk mendengarkan ceramah daring.

Baca juga: Anggota ISIS Jihadi Jack Ingin Pulang: Saya Tak Berniat Meledakkan Rakyat Inggris

Termasuk di antaranya Mahmood mendengarkan penceramah asing yang menyampaikan bahwa kiamat sudah dekat.

Dalam waktu singkat, Mahmood bertransformasi menjadi pendukung garis keras ISIS. Pada 2014, dia menyatakan keinginanuntuk tinggal di bawah kekuasaan ISIS.

Bukan hanya itu. Pria yang dilaporkan merupakan pengangguran itu menyatakan siap mati dengan bertarung bersama anggota ISIS.

Tetapi, hatinya sempat goyah di 2017 tatkala ISIS digempur oleh pasukan koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), dan menyebabkan mereka kehilangan banyak daerah.

Mahmood mulai meragukan ISIS. Tapi setelah itu, dia membulatkan tekadnya untuk bergabung dengan kelompok manapun demi mendirikan "khilafah".

Tak ketinggalan dalam pernyataan kementerian dalam negeri, Mahmood juga meyakini tidak ada yang salah dengan keyakinan radikalnya.

Kemendagri Singapura menjelaskan selain ISIS, Mahmood diketahui sempat berusaha bergabung dengan kelompok yang terafiliasi dengan Al Qaeda, seperti Hayat Tahrir al-Sham.

Dalam keterangan yang sama, kemendagri menuturkan dua warganya yang lain sudah ditempatkan dalam pengawasan ketat.

Rasidah Mazlan, seorang teknisi dilaporkan telah menjalin hubungan dengan sejumlah warga asing yang terlibat dalam aktivitas terorisme, seperti mendukung ISIS.

Perempuan berumur 62 tahun itu diperintahkan untuk menjalani kelas rehabilitasi sejak Maret lalu, dan dilarang mengganti pekerjaan, alamat, maupun bepergian ke luar negeri.

Investigasi menunjukkan motif utama Rasidah dilatarbelakangi simpatinya terhadap Muslim yang menderita akibat konflik di luar Singapura.

Baca juga: Anggota ISIS Berjuluk The Beatles Mengaku Menyesal dan Minta Maaf

Sementara warga lain bernama Mohamad Fairuz juga diperintahkan untuk menjalani rehabilitas di bulan yang sama dengan Rasidah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com