Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Manusia Pohon" Bangladesh Ini Ingin Tangannya Diamputasi agar Terbebas dari Sakit

Kompas.com - 24/06/2019, 21:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

DHAKA, KOMPAS.com — Seorang pria di Bangladesh yang dijuluki "Manusia Pohon" menginginkan supaya tangannya diamputasi agar dia bisa terbebas dari rasa sakit.

Sejak 2016, pria bernama Abul Bajandar itu sudah menjalani 25 kali operasi untuk menghilangkan kulit mirip kayu yang tumbuh di tangannya karena sindrom langka.

Baca juga: Manusia Pohon Banglades Kini Bisa Memeluk Putri Kecilnya

Dilaporkan AFP via Straits Times Senin (24/6/2019), dokter meyakini mereka sudah mengalahkan penyakit itu. Namun, pada Mei 2018 dia ke klinik di Dhaka karena kambuh.

Ayah satu anak berusia 28 tahun itu kemudian dirujuk rumah sakit Januari lalu setelah kondisinya semakin mengkhawatirkan karena jaringan di tangan tumbuh beberapa inci.

"Saya tidak bisa menanggung rasa sakit ini. Saya tidak bisa tidur di malam hari. Saya meminta dokter memotong tangan saya agar saya mendapat sedikit kelegaan," keluh Bajandar.

Ibunya, Amina Bibi, juga mendukung keinginan putranya. Sebab, dalam pandangannya, Bajandar sangat tersiksa dengan keadaannya. "Setidaknya dia bebas dari rasa sakit," katanya.

Kondisi Bajandar terjadi karena dia menderita epidermodysplasia verruciformis. Sebuah kondisi genetik langka yang lazim disebut sebagai "sindrom manusia pohon".

Bajandar mengaku ingin ke luar negeri supaya bisa mendapat perawatan yang lebih baik. Namun, dia tidak mempunyai cukup uang untuk membayar biaya pengobatannya.

Kepala Bedah Plastik Rumah Sakit Universitas Dhaka Samanta Lal Sen berkata, tujuh dokter bakal mendiskusikan penyakit Bajandar Selasa (25/6/2019).

Menurut Samanta, Bajandar sudah memberikan pendapat pribadinya. "Namun, kami sebagai dokter bakal melakukan segala cara yang terbaik," janjinya.

Sementara Perdana Menteri Sheikh Hasina menerangkan biaya pengobatan Bajandar bakal digratiskan setelah kisahnya menjadi perbincangan nasional dan internasional.

Bajandar tinggal di bangsal pribadi rumah sakit selama hampir dua tahun untuk fase pertama pengobatannya. Kurang dari setengah lusinan orang di dunia diyakini menderita sindrom yang sama.

Sebelumnya, rumah sakit juga merawat gadis muda yang menderita sindrom manusia pohon pada 2017. Awalnya rumah sakit menyatakan penyakitnya bisa terobati.

Namun, tak lama setelah itu, Bajandar mengatakan di kulitnya tumbuh seperti kayu sehingga pengobatannya dihentikan dan memilih pulang ke desa.

Baca juga: Misteri Jimmy Possum, Si Manusia Pohon dan Pembuat Kursi Tasmania

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com