Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Awal Mula Donat Berbentuk Bundar dan Bolong

Kompas.com - 22/06/2019, 12:15 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebanyakan orang menyukai donat. Makanan yang termasuk ketegori kue ini terbuat dari adonan tepung terigu dan memiliki tekstur yang empuk serta lembut. Untuk menambah cita rasa, aneka topping dipadukan di atas kuliner ini.

Pembuatan yang mudah dan rasanya yang enak menjadikan donat populer di seluruh penjuru dunia. Tak hanya tersedia di minimarket atau kedai tertentu, bahkan donat juga ada di pasar tradisional.

Namun, yang menjadikan donat terkenal adalah bentuknya yang unik. Pada umumnya, donat memiliki bentuk bundar dengan lubang pada bagian tengahnya sehingga seperti cincin. Ternyata donat bentuk ini kali pertama diperkenalkan hari ini 172 tahun yang lalu, tepatnya 22 Juni 1847.

Dilansir dari Daily Telegraph, Kapten Hanson Crockett Gregory berada di balik lahirnya pembuatan donat dengan lubang pada bagian tengah.

Dia merupakan seorang pelaut yang ketika itu berusia 16 tahun, sedang menaiki kapal untuk mengangkut batu kapur. Ia memasak kue dan tak sengaja menusuk bagian lubang adonan tersebut.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pioneer 10 Jadi Satelit Pertama Buatan Manusia yang Keluar dari Tata Surya

Setelah itu dia menggoreng dan jadilah donat dengan lubang pada bagian tengahnya. Klaim sebagai pencipta kuliner berbentuk cincin ini banyak diperdebatkan, namun pada akhirnya diterima secara luas.

Konsep ini akhirnya dia ajarkan ke ibunya, Elizabeth Gregory. Dia juga mengajarkan teknik ini pada beberapa orang yang ditemuinya. Berkat pekerjaannya sebagai pelaut, donat berbentuk bundar ini menyebar ke seluruh dunia.

Perdebatan

Asal usul kuliner ini sebenarnya tak begitu jelas. Donat disebut sudah ada berabad-abad yang lalu dan dikonsumsi oleh berbagai orang di dunia.

Suku-suku Jerman zaman kuno dan abad pertengahan juga pernah memakan adonan makanan berbentuk bola, dan digoreng sebagai bagian dari festival selama titik balik matahari musim dingin atau winter solstice.

Selain itu, juga ada yang mengatakan bahwa donat telah dikonsumsi oleh orang-orang Yunani dan Romawi kuno. Ketika itu mereka menggoreng adonan kue dan diolesi dengan lapisan madu (yum).

Ada juga sumber yang mengatakan bahwa donat dimasak pada abad pertengahan. Koki asal Arab mengambil sedikit adonan ragi tanpa pemanis dan kemudian menggorengnya dan menutupinya dengan sirup manis.

Kue yang digoreng ini menjadi populer di seluruh Eropa Utara pada 1400-an, terutama di Belanda, Jerman, dan Inggris.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lensa Bifokal Kacamata Diperkenalkan Benjamin Franklin

Faktor Ibu dan Perang Dunia I

Hanson Crockett Gregory Daily Telegraph Hanson Crockett Gregory

Setelah Hanson Crockett Gregory berhasil membuat konsep awal dari donat berbentuk bundar, dia akhirnya menceritakan dan mengajarkannya ke ibunya bernama Elizabeth Gregory.

Dilansir dari Smithsonian, Elizabeth dengan cerdik menambahkan adonan lain menggunakan campuran rempah pada, kayu manis, dan kulit lemon. Pembuatan ini bertujuan untuk menjaga kue donat agar bisa disimpan dalam waktu yang panjang.

Elizabeth juga meletakkan hazelnut dan walnut ke dalam adonan. Adonan yang telah dikembangkan oleh Elizabeth dibawa anaknya ke berbagai penjuru negeri selama melaut.

Sejak saat itu adonan tersebut disebut sebagai "doughnut". Kata doughnut merupakan ejaan tradisional, kemudian berkembang menjadi "donut".

Popularitas kue ini terus berkembang. Pada Perang Dunia I, jutaan tentara yang berada di Perancis dilayani oleh sukarelawan wanita dengan makanan donatnya. Sukarelawan ini bergerak ke depan lini pertempuran dan memberikan donat buatannya ke tentara.

Pada 1930-an, mulai berkembang mesin untuk membuat penganan ini. Melalui mesin ini, penggunaan donat lebih cepat dengan tekstur yang berbeda.

Menjelang Pameran Dunia di Chicago pada 1934, donat juga mejadi bahan poster dan ditulis sebagai makanan paling populer di dunia. Sejak saat itulah, beberapa toko kue mulai membuat donat dan mengembangkan sesuai dengan inovasinya masing-masing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com