WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memerintahkan petugas perbatasan untuk memulai pengumpulan massal terhadap sekitar 2.000 keluarga migran ilegal yang telah menerima surat perintah deportasi.
Tindakan pengumpulan massal itu dimulai Minggu (22/6/2019), menyusul pengumuman presiden yang menyatakan pihak Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) akan mulai mendeportasi jutaan orang asing ilegal mulai pekan depan.
Dilaporkan media AS, Washington Post, NBC, dan CNN, operasi tersebut telah mulai dilakukan ICE, namun semakin dipercepat usai pernyataan Presiden Trump.
Operasi pengumpulan keluarga migran ilegal tersebut kemungkinan akan dimulai dengan serangan fajar di 10 kota di AS, termasuk Houston, Chicago, New York, dan Miami.
Baca juga: Trump: AS Mulai Pindahkan Jutaan Migran Ilegal ke Negara Ketiga Pekan Depan
Namun penjabat sekretaris Homeland Security, Kevin McAleenan, mengungkapkan ada sedikit keraguan terhadap beberapa bagian dari operasi yang akan dilakukan.
Menurutnya, ICE lebih baik memulai dengan fokus pada sekitar 150 keluarga migran ilegal yang telah mendapat pengacara tetapi meninggalkan proses hukum dan kini menghilang.
AS sebelumnya disebut tengah menghadapi lonjakan kedatangan migran dari Guatemala dan negara-negara miskin di Amerika Tengah lainnya, yang melarikan diri dari kekerasan geng.
Jumlah migran tersebut telah melampaui kemampuan otoritas AS untuk secara sementara menyediakan perlindungan dan memprosesnya.
Trump sempat menyebut kedatangan para migran ilegal tersebut sebagai invasi dan telah menjadikan pertarungan melawan migrasi ilegal sebagai permasalahan penting dalam pemerintahannya.
Trump sebelumnya juga disebut tengah bersiap untuk menandatangani kesepakatan dengan Guatemala yang akan menjadi negara ketiga yang aman bagi para migran ilegal yang dipindahkan dari AS.
Baca juga: Maskapai Meksiko Tawarkan Penerbangan 1 Dollar Bagi Migran yang Ingin Pulang
Washington telah menyampaikan tidak akan menawarkan bantuan lagi ke El Salvador, Guatemala, maupun Honduras, kecuali ketiga negara itu mengambil "tindakan konkret" untuk mencegah migran tanpa berdokumen menuju AS.
Di bawah kesepakatan antara AS dan Meksiko bulan ini, untuk menghindari ancaman sanksi tarif, Meksiko setuju untuk mengerahkan 6.000 Pengawal Nasional guna memperkuat perbatasan selatan.
Selain itu Meksiko juga akan memperluas kebijakan mengambil kembali migran ketika Amerika Serikat memproses klaim suaka mereka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.