BANGKOK, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, pada Jumat (21/6/2019), menjanjikan bakal membantu umat Muslim Rohingya untuk mencari perlindungan di Malaysia.
Pernyataan tersebut mengulang seruan kepara para pemimpin Asia Tenggara untuk turut bertindak dalam menghentikan penindasan terhadap kelompok minoritas tanpa kewarganegaraan yang terusir dari Myanmar.
Tahun lalu, Mahathir mencela pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi, selama pertemuan ASEAN di Singapura, karena tindakannya mendukung tindakan keras militer terhadap Rohingya.
Kecaman langsung yang disampaikan Mahathit kepada Suu Kyi menjadi hal yang tak biasa di ASEAN, di mana negara anggota biasanya menghindari konfrontasi.
Baca juga: Nasib Pengungsi Rohingya, Edarkan Narkoba dan Ditembak Pasukan Bangladesh
Akan tetapi dampak dari situasi Rohingya telah meluas ke sejumlah wilayah negara di dekatnya, dengan para pengungsi Rohingya yang putus asa berlayar menuju Thailand, Malaysia, dan Indonesia.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah pengungsi Rohingya telah berlayar ke Malaysia, negara mayoritas Muslim yang diharap bakal lebih bersimpati terhadap nasib buruk yang menimpa mereka.
Sejumlah pihak khawatirkan hal itu bakal memunculkan rute penyelundupan baru.
Namun Mahathir, pada Jumat, justru menjanjikan untuk terus membantu Rohingya yang berusaha mencapai pantai Malaysia.
"Mereka adalah pengungsi. Selama kami masih mampu, kami akan melakukannya untuk mereka," ujar Mahathir kepada wartawan di sela-sela forum di Bangkok.
"Kami berharap sesuatu dapat dilakukan untuk menghentikan penindasan terhadap Rohingya," lanjutnya, menjelang pertemuan puncak KTT ASEAN.
Kesepakatan antara pemerintah Bangladesh, di mana ratusan ribu pengungsi Rohingya kini tinggal, dengan pemerintah Myanmar, yang sempat dicapai tahun lalu, hingga kini terhenti lantaran tidak ada warga Rohingya yang bersedia secara sukarela kembali karena khawatir akan keamanan dan keselamatan diri mereka.
Baca juga: Kelompok Kriminal dan Ekstremis Kuasai Kamp Pengungsi Rohingya di Bangladesh
Meskipun demikian, berdasar laporan ASEAN yang terungkap awal bulan ini, upaya repatriasi para pengungsi Rohingya ke kampung halamannya di Rakhine, Myanmar masuk dilakukan dan diharapkan selesai dalam dua tahun.
Namun banyak pihak yang meragukan rencana tersebut dapat berhasil, termasuk juga Mahathir.
"Jika kita dalam melakukannya dalam dua tahun, kita akan melakukannya," ujar Mahathir, sembari menambahkan jika dirinya sendiri tidak begitu yakin tentang situasi di lapangan akan menguntungkan untuk pemulangan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.