Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Xi Jinping Hadir di "Kisah Cinta" Trump dan Kim Jong Un

Kompas.com - 21/06/2019, 17:39 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pernah mengatakan bagaimana dia dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un saling "jatuh cinta".

Pernyataan Trump merujuk kepada surat-surat yang dia klaim diterima dari Kim. Dia mengatakan bahwa surat itu begitu indah dan bagus. "Kemudian kami jatuh cinta," ucapnya tahun lalu.

Namun, setelah mengumumkan keduanya "jatuh cinta", perundingan mereka yang berlangsung di Vietnam pada akhir Februari lalu berakhir tanpa kesepakatan apa pun.

Baca juga: Menlu AS Jelaskan Trump yang Jatuh Cinta dengan Kim Jong Un

Begitu juga dengan Presiden China Xi Jinping di mana Trump sempat beberapa kali menyebutnya sebagai "teman". Namun negosiasi mereka untuk mengakhiri perang dagang juga mandek.

Karena itu seperti diwartakan AFP Jumat (21/6/2019), ketika hubungan Trump dan Kim merenggang akibat perundingan di Vietnam, Xi menemukan celah untuk masuk.

Yakni dengan melakukan kunjungan balasan selama dua hari sejak Kamis (20/6/2019) ke Pyongyang setelah Kim sebelumnya empat kali berkunjung ke China.

Kim memberi Xi sambutan hangat dengan mengundangnya ke "Game Massal". Penampilan musik dan tarian dengan nyanyian "Aku Cinta China" dan potret raksasa Xi.

"Xi ingin menggunakan kunjungannya ke Pyongyang guna menunjukkan kepada Trump bahwa peran China di Semenanjung Korea tak terbantahkan," kata Bonnie Glaser, penasihat Center for Strategic and International Studies.

Glaser melanjutkan jika Xi bisa membujuk Kim untuk melanjutkan pembicaraan dengan AS, dia berharap Trump juga bisa melunak soal perdagangan.

Meski begitu, Trump sempat menyebut Xi sebagai "pemain poker kelas dunia" pada tahun lalu. Sebabnya, Xi dianggap memberi pengaruh buruk bagi Kim.

Dalam dialog formal Kamis, Xi dikutip media China berkata kepada Kim dia siap memperkuat kerja sama dan memainkan peran positif dalam denuklirisasi Semenanjung Korea.

Ahn Chan Il, peneliti di Korea Selatan (Korsel) sekaligus pembelot Korut berujar, Xi menggunakan Korut sebagai pengaruh di tengah konfrontasinya dengan AS.

Baca juga: Datang ke Korut, Presiden Xi Jinping Disambut Nyanyian Aku Cinta China

"Hubungan Beijing dan Pyongyang yang ditempa oleh darah tidak bakal terpengaruh oleh Trump, terlepas dari insentif ekonomi apa pun untuk melakukan perubahan," jelas Ahn.

China yang pernah menyokong Korut dalam Perang Korea merupakan pendukung diplomatik dan ekonomi negara komunis itu meski berbeda pendapat soal nuklir.

Lu Chao, pakar Korut di Akademi Ilmu Sosial Liaoning berkata China pasti bakal berupaya untuk mengembalikan Korut dan AS ke meja perundingan.

Dia membantah pendapat pakar bahwa Beijing hendak menggunakan Korut sebagai alat tawar. Sebuah pendapat yang juga dibantah Kementerian Luar Negeri China.

Shi Yinhong, profesor dari Universitas Renmin di Beijing menuturkan, hubungan keduanya masih belum pulih dikarenakan China masih mendukung sanksi PBB.

"Dengan peningkatan hubungan Sino-Korut, China bisa memulihkan sebagian pengaruh. Namun keputusan akhirnya tetap di tangan Kim Jong Un," ujarnya.

Baca juga: Presiden China Xi Jinping Disambut di Makam Kakek dan Ayah Kim Jong Un

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com