Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir: Dakwaan Pembunuhan terhadap 4 Tersangka atas Jatuhnya MH17 Konyol

Kompas.com - 20/06/2019, 16:46 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

 PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menilai keputusan tim penyelidik yang mendakwa empat orang atas jatuhnya pesawat MH17 dengan tuduhan pembunuhan merupakan hal konyol.

Tim penyelidik internasional yang dipimpin Belanda dan beranggotakan Australia, Belgia, Malaysia, dan Ukraina, menuduh tiga pria Rusia dan seorang Ukraina sebagai pihak yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines pada 2014 silam.

Keempatnya didakwa atas tindakan pembunuhan yang menyebabkan 298 orang dalam penerbangan antara Amsterdam dan Kuala Lumpur tewas, setelah sebuah rudal menghantam pesawat Boeing 777 tersebut di atas wilayah timur Ukraina.

"Kami sangat tidak senang karena sejak awal itu menjadi masalah politik tentang bagaimana menuduh Rusia melakukan kesalahan," ujar Mahathir kepada wartawan di Putrajaya, Kamis (20/6/2019).

Baca juga: 3 Warga Rusia dan 1 Pria Ukraina Jadi Tersangka Penembakan Pesawat MH17

"Itu merupakan hal yang konyol. Sejauh yang kami ketahui, kami menginginkan bukti kesalahan. Dan sejauh ini tidak ada bukti. Hanya kabar angin," tambahnya.

Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan dalam pernyataan sebelumnya bahwa mereka "menghargai" pengumuman yang disampaikan tim investigasi.

Tetapi Malaysia berkomitmen untuk memastikan bahwa prosesnya berlangsung transparan, kredibel, dan efektif.

'"Pendekatan kami selalu bahwa kesimpulan harus berdasarkan pada bukti dan tidak bermotivasi politik," kata pernyataan kementerian, dikutip AFP.

Sebelumnya Rusia, yang tiga warganya menjadi tersangka, mengatakan bahwa tuduhan tim investigasi sama sekali tidak berdasar.

Tiga warga negara Rusia yang menjadi tersangka yakni Igor Girkin, Sergei Dubinsky, dan Oleg Pulatov. Sementara seorang pria Ukraina bernama Leonid Kharchenko. Keempatnya diduga berperan dalam kelompok separatis Donetsk.

Sidang terhadap orang-orang yang memiliki hubungan militer dan intelijen itu akan digelar di Belanda pada bulan Maret tahun depan, meskipun kemungkinan mereka akan diadili secara in absentia, karena Rusia maupun Ukraina tidak mengekstradisi warga negara mereka untuk penuntutan.

Baca juga: Rusia Protes Tak Dilibatkan dalam Investigasi Malaysia Airlines MH17

Jaksa penuntut Belanda, Fred Westerbeke, mengatakan para tersangka bertanggung jawab karena mereka adalah yang membawa senjata mematikan, kendaraan sistem peluncur rudal BUK Telar, ke Ukraina timur.

Tim investigasi yang sama sempat mengatakan pada Mei 2018 bahwa rudal anti-pesawat BUK yang menghantam pesawat Boeing 777 berasal dari Brigade Militer Rusia ke-53, yang berbasis di kota Kursk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com