Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Pembunuh Khashoggi Sempat Berdiskusi Cara Membawa Jenazahnya

Kompas.com - 20/06/2019, 14:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

JENEWA. KOMPAS.com - Sesaat sebelum jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi datang, Maher Abdulaziz al-Mutreb sempat bertanya kepada dokter forensik Salah Mohammed Tubaigy.

Dalam transkrip rekaman yang dipaparkan oleh pakar PBB Agnes Callamard, Mutreb bertanya kepada Tubaigy bagaimana caranya membawa jenazah Khashoggi.

"Sendinya bisa dipisahkan. Itu bukan masalah besar," kata Tubaigy dikutip Al Jazeera Kamis (20/6/2019). Tubaigy menjelaskan, tubuh Khashoggi berat.

Baca juga: Sebelum Dibunuh, Khashoggi Sempat Disebut sebagai Hewan Kurban

"Pertama, saya akan memotongnya. Jika kita membawa kantong plastik dan memotongnya jadi beberapa bagian, kita membungkus dan membawanya," ujar Tubaigy dalam laporan itu.

Dalam laporan itu, pukul 13.15, Khashoggi pun sampai di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Dia kemudian dibawa ke ruang Konsul Jenderal di lantai dua.

Di sanalah, terjadi percakapan di mana Khashoggi sempat ditanyakan apakah dia berniat kembali ke Saudi, yang kemudian dijawab dia bakal melakukannya di masa depan.

Dia kemudian diberi tahu dia bakal kembali pulang. "Kami datang untuk membawa Anda," ujar sebuah suara. Mutreb kemudian Khashoggi untuk mengirim pesan kepada anaknya.

"Anak yang mana? Apa juga yang harus saya bilang kepada anak saya? Sampai bertemu kembali? Saya tentu tak bisa berkata saya diculik, bukan?" jawab Khashoggi.

Jurnalis Washington Post itu kemudian diminta melepas jaketnya. "Bagaimana mungkin ini terjadi di kedutaan? Saya tidak akan menulis apapun," ujarnya.

Kemudian salah seorang dalam tim pembunuh itu mendesak Khashoggi supaya mengirim pesan kepada putranya. Jika tidak, Khashoggi bakal tahu bagaimana nasibnya.

Lalu pada pukul 13.33, jurnalis 59 tahun itu menyadari adanya handuk. "Apakah kalian akan memberi obat?" tanyanya. "Kami akan membius engkau," jawab tim itu.

Kemudian selama tujuh menit, terdapat suara pergumulan yang ditafsirkan oleh para pakar intelijen sebagai Khashoggi mengalami sesak napas menggunakan tas.

Berdasarkan penilaian pada rekaman itu, intelijen memprediksi Khashoggi disuntik menggunakan obat penenang. Kemudian dia dicekik menggunakan kantong plastik.

Baca juga: Pembunuhan Khashoggi, Pakar PBB Minta Putra Mahkota Saudi Disanksi

Di sisa rekaman kemudian terdengar gerakan intens dan terengah-engah. Sekitar 24 menit sejak Khashoggi datang, muncul suara seperti gergaji, dan lembaran plastik.

Dalam rekaman tersebut, tidak terdengar teriakan Khashoggi maupun keterkejutan dari tim yang dikirim. Tidak juga ada suara atau kalimat yang menyarankan untuk menyadarkannya.

Meski begitu, laporan Callamard merekomendasikan menggunakan akal sehat dalam mengevaluasi bukti. Disebutkan jika terdapat diskusi tentang pembunuhan dan mutilasi, maka besar kemungkinan terjadi.

Dalam laporan yang dipaparkan Callamard Rabu (19/6/2019), dia menyebut Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi.

Riyadh awalnya tidak mengetahui mengenai pembunuhan yang menimpa jurnalis 50 tahun itu kemudian menyalahkan adanya operasi liar di mana jenazah Khashoggi dikabarkan dimutilasi.

Sejauh ini, jaksa penuntut Saudi menepis keterlibatan MBS dengan menangkap puluhan orang, dan menuntut hukuman mati bagi lima orang yang dianggap pelakunya.

Baca juga: Ada Bukti Putra Mahkota Saudi MBS Terlibat Pembunuhan Khashoggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com